Siswandi Sukses Dukungan Keluarga
PASTINYA setiap insani berharap tatanan kehidupan setiap saat akan ada perubahan. Baik itu sebagai pekerja, pedagang, pengusaha, wiraswasta termasuk pengusaha.
Kenyataan ini tentu setiap orang tak sama temuannya dalam menjalani kehidupan, sehari-hari. Misalnya, bekerja dengan nyaman dan sejahtera sebagai idaman setiap pekerja. Harapan ini yang diungkapkan Siswandi (45) untuk mensejahterakan keluarganya.
Namun kadang harapan seperti itu, bisa terwujud dan bahkan sebaliknya. Seperti yang dialami oleh Siswandi dengan harapan indahnya itu, berkata lain. Ayah 4 orang anak ini menuturkan, bahwa dulu kehidupannya tak seperti sekarang. Orang menilai, saya sudah bisa mandiri saat kerja di salah satu Perkebunan Sawit Swasta di Ogan Komering Ulu (OKU).
Saat itu meski ditunjang dengan upah sesuai Upah Minimal Regional (UMR) dan dibantu perumahan di komplek perusahaan, toh tak juga bisa mengangkat ekonomi keluarga. Dari kondisi seperti itu, harapan terus membara untuk meraihnya.
Karena, yang didambakan belum juga sepenuhnya terwujud, akhirnya, dia merantau ke Kalimantan Barat (Kalbar). Dengan maksud merubah ekonomi keluarga yang lebih baik, tuturnya kepada Suara Sumsel News, kemarin.
Setelah beberapa saat di Kalbar, juga belum berhasil mengangkat perekonomian keluarganya. Berusaha dan mencari jalan guna meningkatkan perekonomian, toh juga belum diraih dengan harapan yang diinginkan oleh keluarga, selama ini.
Tak lama berselang, Siswandi lagi merantau ke Bumi Lampung. Disini, bukannya menemukan secercah harapan yang indah, toh sewaktu kerja di Perusahaan Sawit Mesuji Lampung, tahun 2012, dia dan rekan – rekan terpaksa melarikan diri kehutan. Pasalnya, saat itu terjadi kerusuhan besar antara pihak perusahaan dan warga setempat.
Saat kejadian itu, sangat mengerikan dan menakutkan. Karena harapan keluarga toh menjadi ‘hambar’. Dimana saat itu banyak karyawan yang mengungsi dan bahkan berlari masuk hutan. ‘’Bukannya uang yang kita dapat, tapi kesulitan bertambah menerpa kehidupan keluarga, semakin rumit,’’ paparnya.
Dari kejadian tersebut, lagi Siswandi menganggur untuk beberapa saat. Namun, atas desakan dari keluarga, akhirnya dia pulang ke Kota Baturaja, dengan harapan, mudah-mudahan keberhasilan ada dipihaknya. Namun, ada yang menjadi kenangan hingga saat ini.
Ya, saat saya mau pulang dari Mesuji ke Baturaja bersama rekan-rekan, terpaksa menggunakan kendaraan bis umum. Kala itu, kebetulan uang tak ada lagi, sementara baju di badan sudah lusuh, karena tak ada gantinya. ‘’Bersyukur atas pertolongan dari kepolisian setempat, bisa kembali,’’ kenang Siswandi.
‘’Inilah sekelumit pengalaman dalam bekerja,’’ katanya. Ya, setelah jenuh bekerja, akhirnya pihak keluarga menawarkan usaha kecilkecilan, elpiji melon atau elpiji 3 kg. Karena tak ada pekerjaan lain, akhirnya usaha ini digeluti. Perlahan-lahan usaha yang ditekuninya ini, telah membangkitkan dari keterpurukan.
Buktinya ekonomi keluarga sedikit membaik, meski hasilnya tidak besar. Tapi memberikan kepuasan tersendiri. ‘’Jalan kehidupan itu, tak semuanya mulus. Dengan keyakinan, ketulusan dan kejujuran, pasti akan memberikan hasil yang positif,’’ kenangnya. (*)