LUBUKLINGGAU, SuaraSumselNews– Ratusan massa marah-marah dan mengamuk secara beringas. Mereka mengejar Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Lubuklinggau, Efriadi. Kemarahan mereka dipicu akibat tersingkirnya calon yang mereka usung dari pilkada 2018.
Sambil memperlihatkan kemarahan dan keberingasannya, mereka mengejar Ketua KPU Lubuklinggau, Efriadi. Massa yang mengamuk semakin beringas. Mereka mencoba mendorong dan ingin menerobos blokade polisi yang bersenjata lengkap. Dorong-dorongan tak terelakan dan massa pun tetap ngotot ingin tetap masuk.
Situasi depan kantor KPU semakin mencekam. Merasa keinginannya tak dituruti, massa langsung melempari petugas dengan air kemasan dan petasan. Mereka meminta KPU Lubuklinggau dibubarkan karena dianggap tidak independen.
Melihat situasi yang semakin memanas, ratusan anggota Brimob yang berjaga di belakangnya langsung maju menahan amukan massa. Polisi langsung membubarkan massa dengan water cannon.
Namun massa tak segera membubarkan diri, mereka justru membakar ban dan melakukan penjarahan dengan cara mengambil barang-barang yang ada di dalam kantor KPU di Kelurahan Kayu Ara, Kecamatan Lubuklinggau Barat 1.
Karena situasi semakin memanas, akhirnya petugas mengambil langkah tegas dengan memukul mundur dan membubarkan massa dengan tembakan peluru karet.
Sebelumnya, kedatangan ratusan massa itu untuk memprotes hasil penetapan nama-nama calon oleh KPU. Apalagi pasangan calon yang mereka jagokan mereka anggap digagalkan KPU.
Rupanya kerusuhan tersebut merupakan gladi bersih cara penindakan Sistem Pengamanan (sispam) pilkada Kota Lubuklinggau 2018. “Kegiatan hari ini merupakan gladi bersih persiapan simulasi sispam kota untuk tanggal 14 Febuari nanti,” ungkap Kabag OPS Polres Lubuklinggau, Kompol Yudha saat dibincangi SuaraSumselNews, Jumat (9/2).
Ia mengatakan, gladi bersih itu untuk melihat kesiapan anggota saat pelaksanaan simulasi, apakah nanti benar-benar siap untuk mengamankan pengunjuk rasa.
“Jadi, pada pelaksanaan nanti anggota kita lebih terampil. Anggota yang diturunkan dalam gladi bersih ini terdiri dari TNI, Brimob dan anggota linmas sekitar 400 orang,” katanya.
Dalam gladi bersih itu meliputi proses pengamanan logistik dan kotak suara, untuk menghindari trouble, termasuk prosedur pengamanan ketua KPU Kota Lubuklinggau dari amukan massa yang beringas. “Terakhir, proses pengamanan penanganan saat massa melakukan hal yang anarkis, hingga membakar ban-ban bekas di depan kantor KPU,” ucapnya.