LUBUKLINGGAU, SuaraSumselNews- Tahun 2018, manajemen Rumah Sakit (RS) Siloam mengembangkan sayap untuk membantu melayani pasien yang membutuhkan pertolongan medis.
Terkait soal itu, saat ini Siloam telah membangun sarana rumah sakit yang ke-32, di Kota Lubuklinggau. Dengan dibukanya RS Siloam Lubuklinggau tersebut, diharapkan dapat melayani lebih banyak pasien di Indonesia.
Direktur RS Siloam, dr Conte Salamesi, mengatakan rumah sakit ini yang dibangun di Kota Lubuklinggau itu merupakan yang kedua di Sumsel dan kelima di Pulau Sumatera.
Siloam Hospital Silampari (SHLL) merupakan rumah sakit dengan 175 kapasitas tempat tidur dan terletak di wilayah strategis, jalur tengah Lintas Sumatera yang menghubungkan tiga kota besar seperti Bengkulu, Jambi dan Palembang, serta kabupaten lainnya seperti Rejang Lebong, Sarolangun dan Empat Lawang. SHLL beroperasi di bangunan lima lantai seluas 8,250 meter persegi dan tanah seluas 21,036 meter persegi, yang terintegrasi dengan Lippo Plaza.
“Rumah sakit ini dilengkapi peralatan medis state of the art seperti CT- Scan 64 slices yang didukung sejumlah dokter spesialis bedah, penyakit dalam, anak, kebidanan, THT, syaraf, mata dan perawat serta paramedis terlatih,” ujar Conte Salamesi, seusai peresmian RS Siloam, di Jalan Yos Sudarso, RT 11 Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I.
Jadi, kata Conte, RS Siloam saat ini dapat melayani seluruh lapisan masyarakat. “Nah, dalam waktu dekat kita akan melayani pasien BPJS Kesehatan,” ujar Conte Salamesi.
RS Siloam Lubuklinggau itu diresmikan Gubernur Sumatera Selatan, H Alex Noerdin, didampingi Kapolda Sumsel, Kajati Sumsel dan pemilik PT Siloam Internasional Hospital, James Riyadi.
Sementara itu, Presiden Direktur Siloam, Ketut Budi Wijaya, menyatakan peresmian rumah sakit ini tertunda satu bulan. Padahal pihaknya begitu bangga mengumumkan pembukaan SHLL sebagai rumah sakit pertama di tahun 2018. SHLL akan menyediakan perawatan dan layanan berkualitas tinggi untuk 216 ribu orang yang tinggal di Kota Lubuklinggau serta lebih tiga juta orang yang tinggal di kabupaten sekitarnya.
“Dengan tersedianya CT-Scan 64 slices, kami menyediakan alat diagnosa yang memungkinkan para dokter untuk menganalisa pasien lebih akurat dan perawatan kesehatan modern yang terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat . Ini menjadi dasar rencana ekspansi kami. Kami yakin bahwa pembukaan SHLL akan membawa dampak positif bagi masyarakat Sumatera Selatan,” ujarnya, sembari menambahkan, RS Siloam itu merupakan anak perusahaan dari PT LIPPO Karawaci (LPKR).
Terkait masalah itu, H Alex Noerdin, mengatakan peresmian satu rumah sakit berbeda dengan meresmikan fasilitas kota lainnya. “Apalagi rumah sakit berstandar internasional. Rumah Sakit ini juga mengangkat Kota Lubuklinggau ke kelas yang lebih atas,” ucapnya.
Mengapa Siloam memilih Lubuklinggau menjadi pembangunannya? Padahal di daerah Pulau Sumatera lainnya dan Jawa masih belum ada. “Ini karena panggilan,” kata Alex. (*)