Penderita HIV/AIDS Bisa Sembuh

Kerjasama PWI Sumsel – Yayasan Sriwijaya Plus

PALEMBANG, SuaraSumselNews | UNTUK tidak melakukan diskriminasi terhadap penderitaan HIV/AID di Sumatera Selatan (Sumsel), Yayasan Sriwijaya Plus bersama Organisasi Jaringan Indonesia Positif (JIP) melakukan kerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel.

Kersajama tersebut dalam rangka mengajak masyarakat agar memahami tentang penyakit HIV/AIDS. Khusus tentang tak melakukan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS. ‘’Makanya melalui diskusi Ngobrol Pintar (Ngopi) bersama wartawan yang dipusatkan di Kantor PWI Sumsel, Senin (26/8).

Penegasan ini diungkapkan, Rahmad Saleh, Ketua Yayasan Sriwijaya Plus. Dan dia meminta agar media massa yang ada di Bumi Sriwijaya Sumsel, utamanya tergabung dengan PWI hendaknya mampu memberikan informasi tentang HIV/AIDS yang bisa disembuhkan.

Penderita HIV/AID toh bisa disembuhkan. Makanya jangan sampai ada diskriminasi terhadap semua penderita HIV. Dan ini tentunya menjadi tantangan di Indonesia, jelas Rahmad Saleh, jelasnya seraya merinci daerah-daerah mana rawan HIV/AID di Sumsel.

“Kami tak ingin ada stigma buruk masyarakat tentang penderita HIV. Dan diminta agar PWI Sumsel mempu menjadi wadah bagi penderita HIV/AIDS disini. Tujuannya, untuk dapat memberikan informasi dalam pemberitaan yang positif terhadap korban penderita HIV. Dan mereka tak semata-mata karena perilaku mereka sendiri melainkan juga korban dari HIV itu sendiri,” terangnya.

Sementara, Ketua PWI Sumsel H Firdaus Komar mengajak para wartawan ikut serta dalam kegiatan diskusi tersebut. Maksudnya agar menjadi wadah para penderita HIV guna memberikan pemberitaan yang positif terhadap penderita HIV. Ya, jangan sampai membuat berita tentang HIV membuat penderita menjadi tesingung dan menjadi bahan cemooan di tengah kehidupan masyarkat.

PWI Sumsel mengajak seluruh media massa yang ada di Sumsel hendaknya dalam setiap pemberitaan mampu memberikan wahana positif. Tujuannya, supaya korban penderita HIV mendapat inovasi dan semangat hidup, urai Firdaus Komar.

Namun yang tak kalah pentingnya, sebaiknya semua sistem pemberitaan yang dimuat media berupa tindakan positif, khusus terhadap korban penderita HIV. Seperti adanya pengobatan HIV/AID dengan harapan penyakit tersebut dapat disembuhkan.
Apalagi, tambah Firdaus bahwa penyakit HIV tidak memandang usia dan juga bukan karena perilaku penerita HIV, melainkan korban yang tak di kehendak. Apa lagi terhadpa anak anak dan remaja, urai Firdaus dengan bangga.

Diharapkan dengan kerjasama PWI bersama Yayasan Sriwijaya Plus dapat memberikan informasi tentang HIV/AID yang ada di Sumsel. Tak menampik, saat ini penderita HIV/AID di Sumsel terus meningkat. Utamanya terhadap kaum ibu rumah tangga (IRT) dan para remaja.

Tak dirinci jumlah pasti penderita HIV/AID di Sumsel. Namun hasil pendataan melalui Dinkas, sudah terdata hampir seluruh daerah Kabupaten/Kota se-Sumsel banyak sebagai penderita penyakit HIV/AID.

Acara NGOPI bersama tersebut, dihadiri pengurus PWI Sumsel dan Ketua DKP PWI Sumsel. Masing-masing, Kurnati Abdulah (Ketua DKP), Anwar Rasuan (Wkl Ketua PWI Sumsel), Dwitri Kartini (Sekretaris), Suprapto Ramadhan (Wkl Sekretaris), Kawardante (SIWO), Rofei, Asri (PWI Sumsel). Dan puluhan komunitas HIV/AID di Palembang. (*)

laporan : as

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *