Lagi, Polda Sumsel Periksa Kadisbudpar

Terkait Investasi Bodong FEC

 

PALEMBANG. SuaraSumselNews | TERKAIT investasi bodong FEC, yang banyak makan korban hingga mencapai millyaran rupiah. Kadisbudpar (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ) Aufa Syahrial Rabu (20/9) diperiksa oleh penyidik Ditkrimsus Polda Sumsel, sebagai saksi.

Sebelumnya, Ditreskrimsus Polda Sumsel telah mengirimkan surat pemanggilan terhadap Aufa Syahrizal yang bertindak sebagai mentor senior di aplikasi FEC online. “Kalau diminta hadir saya harus datang sebagai warga negara yang baik untuk memberikan keterangan, ” ujar Aufa.

“Benar yang bersangkutan, (Aufa Syahrizal) mendatangi Polda Sumsel diperiksa sebagai saksi kasus investasi online FEC,” ujar Wadir Ditreskrimsus Polda Sumsel AKBP Putu Yudha.

Katanya, Aufa datang sesuai surat undangan yang dikirim. “Dia datang untuk diklarifikasi diambil keterangannya setelah itu proses penyelidikan akan terus berlanjut,” katanya.

Total keseluruhan korban sampai dengan hari ini ada 139 orang, dengan dengan kerugian mencapai Rp 3,5 miliar. “Kerugian kurang lebih Rp 3, 5 miliar,” urainya.

Aufa Syahrizal mengaku bersedia memberikan keterangan kepada penyidik Ditreskrimsus Polda Sumsel terkait laporan kasus Investasi online FEC yang sedang bermasalah.

Selain Aufa Syahrizal sebelumnya Polda Sumsel telah memeriksa pihak Event Organizer, yang menyelenggarakan seminar investasi online FEC di Hotel Aryaduta beberapa waktu lalu.

“Pihak EO sudah kami mintai keterangan juga dan mereka mengaku jika itu berdasarkan pesanan Kepala Dinas tersebut,” terangnya.

Terkait dengan video yang beredar hingga viral tersebut, Aufa Syahrizal mengatakan kalau video tersebut dibuat sebelum Investasi online FEC dinyatakan bermasalah alias bodong. Bahkan menurutnya kalau juga menjadi korban dari investasi bodong FEC.

Menurut Aufa, investasi online FEC hampir mirip dengan MLM tapi disini tidak dipaksa. Ada transaksi ditawarkan jual barang, ada harga dan jenis barang.

Namun seiring berjalannya waktu tiba-tiba awal Agustus dalam diskusi berkembanglah cerita perusahaan akan mengumpulkan para mentor dari magang sampai kehormatan untuk mengadakan seminar nasional.

“Awalnya seminar nasional akan diadakan di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Karena ini sifatnya seminar nasional maka naluri kepariwisataan saya muncul. Kalau seminar nasional akan banyak datang orang dari berbagai daerah,. Maka saya sepontan menyampaikan kalau tiga daerah tadi tidak sanggup maka Palembang siap,” tutupnya. (*)

laporan : andy