Warga Sumsel Sempat “Kaget”, Mawardi Yahya Gabung Partai Gerindra

PALEMBANG, SuaraSumselNews | WARGA Sumsel sontak “kaget” dan terkejut dipenghujung bulan April ini. Ada apa? Ya Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya yang selama ini kita ketahui adalah politisi senior Partai Golkar Sumsel. Toh bergabung dengan Partai Gerindra.

Siapa yang tak tahu Ir H Mawardi Yahya (65), orangnya famliar dan dekat dengan berbagai golongan di Bumi Sriwijaya ini.
Kabar menggemparkan setelah Kamis malam (27/4), resmi bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Dalam sesi konferensi pers usai Rapimnas Partai Gerindra.

Dan saat ini Mawardi Yahya memegang jabatan Wagub Sumsel, diperkenalkan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto sebagai Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, posisi yang strategis dalam memberi arah perjuangan partai.

Mawardi Yahya yang tampil mendampingi Prabowo dalam konfers tersebut, terlihat gagah dengan berseragam partai berlambang Burung Garuda tersebut. Menurutnya, ia tidak lagi “dipakai” oleh Partai Golkar, dan sebagai orang politik, ia harus bergabung dengan partai supaya perjuangan untuk masyarakat bisa lebih mudah dicapai.

Ia bergabung dengan Partai Gerindra antara lain karena mengagumi sosok Prabowo Subianto yang menunjukkan sebagai pemimpin yang bersikap ikhlas, pemberani, dan tak kenal lelah dalam berjuang untuk bangsa dan negara.

Bergabungnya Mawardi Yahya dengan Gerindra memunculkan spekulasi, bahwa hal ini pertanda dia akan bersaing memperebutkan kursi Gubernur Sumsel periode 2024 – 2029. Karena saat ini Mawardi menjabat Wagub Sumsel, serta memiliki pengalaman yang matang di pemerintahan, memiliki jaringan yang luas, serta memiliki modal politik lainnya.

Namun Mawardi Yahya menyatakan belum berpikir untuk mencalonkan diri sebagai gubernur. Menurutnya, ia masih bersama Gubernur H Herman Deru, berkomitmen untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

Namun yang pasti bergabungnya Mawardi Yahya dengan Partai Gerindra, ia diberi tugas untuk memimpin perjuangan Partai Gerindra memenangkan Pileg dan Pilpes tahun 2024 di Sumatera Selatan.

Mawardi Yahya memang dikenal sebagai politisi kawakan. Ketika masih bergabung di Partai Golkar, Mawardi mampu mengangkat pamor dan prestasi Partai berlambang Pohon beringin tersebut, khususnya saat ia memimpin Partai Golkar OKI dan Ogan Ilir (OI) dari tahun 1999 – 2018.

Mawardi Yahya secara formal memulai karier politik sebagai Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) periode 1998 – 2003. Pada Pemilu dipercepat tahun 1999, Mawardi terpilih menjadi anggota DPRD OKI, lalu menjadi Ketua DPRD OKI periode 1999 – 2004. Selanjutnya dalam Musda Luar Biasa Partai Golkar OKI, Mawardi Yahya terpilih sebagai Ketua untuk periode 1999 – 2004.

Tahun 2003, Mawardi Yahya mencalonkan diri sebagai Bupati OKI periode 2004 – 2009, namun belum berhasil. Tapi rupanya “tuah” Mawardi justru di kampung halamannya, Kabupaten Ogan Ilir (OI) yang berhasil dimekarkannya. Pada Pileg tahun 2004, Mawardi terpilih menjadi anggota DPRD OI periode perdana 2004 – 2009. Dan selanjutnya terpilih menjadi Ketua DPRD OI. Namun jabatan Ketua DPRD OI tersebut hanya dijalaninya selama 1 tahun, karena pada tanggal 22 Agustus 2005, Mawardi Yahya dilantik menjadi Bupati OI periode 2005 – 2010, yang juga merupakan bupati OI definitif perdana. Mawardi yang saat itu berpasangan dengan Iskandar, memenangkan Pilkadasung pertama tahun 2005.

Pada Pileg 2004 tersebut, Mawardi Yahya yang saat itu Ketua Golkar OKI, mampu kembali menempatkan partai Golkar sebagai pemenang pemilu baik di OKI maupun OI, setelah pada Pemilu 1999 disalip PDIP. Kemenangan tersebut menjadi peluang untuk mempertahankan posisi ketua DPRD di kabupaten tersebut.

Karier politik Mawardi Yahya makin moncer, pada Pemilu tahun 2009, ia bersama Iklim Cahya, Sekretaris Partai Golkar OI saat itu, dan jajaran pengurus lainnya, mampu meningkatkan perolehan suara Golkar sehingga meraih 10 kursi di DPRD OI. Perolehan 10 kursi ini menjadi rekor yang belum terpecahkan hingga saat ini. Saat itu Mawardi selain Ketua Partai adalah bupati, sedangkan Iklim Cahya, sekretaris partai dan juga ketua DPRD.

Begitu pula pada Pilkada OI tahun 2010, Mawardi Yahya kembali terpilih menjadi Bupati OI masa jabatan 2010 – 2015. Ia berpasangan dengan Drs HM Daud Hasyim sbg wakil bupati.

Hebatnya lagi, setelah mengakhiri jabatan bupati selama dua periode, pada Pilkada OI tahun 2015, Mawardi kembali berhasil mengantarkan putranya, A.W. Noviadi terpilih menjadi Bupati 2016 – 2021. Setelah sebelumnya pada Pileg 2014 berhasil mempertahankan Partai Golkar tetap menjadi pemenang Pemilu.

Begitu juga pada Pilkada Sumsel tahun 2018, Mawardi yang menjadi Cawagub dari Cagub H Herman Deru, berhasil terpilih menjadi Gubernur/Wagub Sumsel periode 2018 – 2023. Lalu pada Pilkada OI tahun 2020, Mawardi Yahya kembali berhasil mengantarkan putra bungsunya, Panca Wijaya Akbar, SH menjadi Bupati OI periode 2021 – 2026 (2024).

Mawardi Yahya memang dikenal sebagai tokoh politik yang memiliki human relations yang baik, dan juga petarung sejati. Karena itu wajar setiap jabatan yang dipegangnya, selalu menorehkan keberhasilan dan prestasi.

Lalu setelah ia bergabung dengan Partai Gerindra, akankah prestasi dan kesuksesan seperti saat bersama Partai Golkar akan kembali berlanjut. Bila bercermin dari kondisi dan gerakan Partai Gerindra OI saat ini, tanda-tanda keberhasilan itu optimis berlanjut. “Magnet” Mawardi mampu menarik banyak orang bergabung dengan Partai Gerindra, termasuk sebagian kader dan simpatisan Golkar sudah merapat ke Partai Gerindra. Akankah “tuah” Mawardi Yahya berlanjut, Pemilu 2024 akan membuktikannya. Karenanya menarik untuk ditunggu. (ica/berbagai sumber)