Penyadap Dianjurkan Pagi Buta
PALEMBANG, SuaraSumselNews | PERKEBUNAN karet di Sumatera Selatan (Sumsel) dalam sepuluh tahun terakhir banyak mengalami perubahan. Penyebabnya karena berkurang salah satu potensi pertanian unggulan ini, maraknya kasus alih fungsi lahan. Termasuk penggantian komoditas dan sebab lainnya.
Persoalan yang lebih menakutkan lagi bagi petani adalah harga getah karet yang turun tajam dalam lima tahun terakhir.
“Dinas Perkebunan (Disbun) tidak bisa melarang adanya alih fungsi lahan. Melainkan hanya sebatas himbauan. Tapi kabar baiknya adalah dalam kondisi seperti ini Sumsel mengalami kenaikkan produksi karet kering, ” kata Rudi Aprian, KabidnPengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP), Dinas Perkebunan Sumsel, pekan kemarin.
Bahwa menurut data statistik perkebunan tahun 2017, Sumsel memiliki kebun karet seluas 1.319.738 ha dengan produksi 1.053.272 ton karet kering. Sedangkan pada tahun 2018, luas areal kebun karet menyusut menjadi 1.307.011 ha dengan produksi 1.117.569 ton karet kering.
Dari data tersebut kata Rudi, kalau membandingkan angka statistik 2017 dan 2018, artinya terdapat penurunan luas areal sebanyak 12.727 Ha. Tapi ada peningkatan produksi sebanyak 64.297 ton karet kering. Hal ini karena peremajaan tanaman karet tua dengan bibit unggul sudah mulai dihasilkan.
Untuk itu, Dinas Perkebunan menganjurkan agar petani menyadap karetnya pada pagi buta sebelum matahari terbit. Hal itu sudah dipraktikkan sejak lama oleh para petani di Malaysia, yang menyadap getah mulai pukul 3 pagi dengan menggunakan lampu senter di kepala.
Sementara itu Dosen Fakultas Pertanian Universitas IBA, Palembang, Ruli Joko Purwanto mengatakan komposisi karet sebagian besar berupa air. Air di dalam tanah yang diserap tanaman penting untuk menaikkan tekanan turgor tanaman.
Sehingga, sedikit atau banyaknya waktu disadap, sangat bergantung pada besardan kecilnya tekanan turgor. Dia juga sepakat menyadap karet di pagi hari merupakan salah satu cara untuk mendapatkan hasil getah yang maskimal.
“Karena di pagi hari tekanan turgor masih tinggi, dan kalau disadap getahnya akan keluar dengan deras,’paparnya. (*)
laporan ; adeni andriadi