PALEMBANG, SuaraSumselNews- Sebagai seorang Entrepreneur, Ketua HIPMI Kota Palembang, Hermansyah SE, yang memulai karir dari zero, berbekal kegigihannya kini pemilik Butik Aulia ini semakin berkibar, kesuksesan Herman tidak terlepas dari kerja keras dan kemauan yang kuat untuk maju.
Mengawali karir di bidang bisnis dengan usaha es dan sekaligus mengangkat namanya. Es Kepepet Wong Kito Palembang, inilah awal karir Hermansyah di bidang kuliner, sebagai Pemenang Wirausaha Mandiri Kategori Boga Klasifikasi S1 (Mahasiswa), dirinya memberanikan diri melangkah di dunia wirausaha.
Putra sulung dari dua bersaudara dari pasangan dr Mastarai H Ahmad dan Nyimas ini setelah tamat SMA bekerja sebagai sales alkes di salah satu perusahaan, setelah dua tahun akhirnya dirinya berhenti, dari sini dia sempat nganggur, dengan berbekal uang 150 ribu ditambah kehidupan serba kepepet ia akhirnya jadi wirausaha dengan berjualan es buah.
Awal membuka dagangan esnya jadi laris manis dan akhirnya jadi inspirasi buat pedagang lain untuk meniru es buah racikannya, karena takut bisnisnya disamakan dengan orang, akhirnya Hermansyah menamakan Esnya jadi Es Kepepet, “Sesuai dengan keadaan saya yang serba kepepet,” jelasnya Minggu (14/1/2018).
Beda Es Kepepet dengan Sop Buah yakni terletak pada syrup dan es creamnya. Untuk bahan Es Kepepet sendiri terdiri dari Syrup dicampurkan buah seperti buah nangka, anggur, nutrijel, agar-agar, selasih, rumput laut dan lain-lain.
“Modal yang paling besar itu adalah modal kemauan,” ujar Hermansyah.
Menurutnya saat ini dizaman now digital semua bisa belajar, walaupun usaha kita masih konvensional kita bisa ikut disuatu komunitas seperti HIPMI Kota Palembang, jelas pria yang meraih penghargaan sebagai Pemuda Kreatif BUMN Nasional dari Presiden RI Joko Widodo ini.
“Pemerintah tanpa pengusaha itu tidak akan jalan, karena pengusaha itu adalah tulang punggung dalam suatu pemerintahan, karena disanalah kita bersinergi antara pemerintah dengan pengusaha, karena peran pengusaha sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,” bebernya.
Bayangkan kalau tidak ada pedangang, penjualan, tentunya kota itu akan mati, karena dengan adanya pengusaha tentunya meningkatkan PAD bagi pemerintah melalui pajak yang besar, jelasnya.
“Palembang yang kita lihat secara historikal, merupakan kerajaan Sriwijaya, seluruh masyarakat Kota Palembang hidup di pinggiran sungai musi, artinya mereka pedangan,” urainya.
Menurutnya secara tempat, Palembang sangat strategis dan merupakan lintasan Sumatera, menurutnya untuk pengusaha muda memiliki kesempatan yang besar apalagi dalam bisnis kuliner, karena saat ini Palembang menyambut pesta Asian Games, “Kalau kita tidak bisa menjadi pengusaha sendiri di kota sendiri, kita akan menjadi tamu,” himbaunya.
Tambahnya, dari jajaran HIPMI Kota Palembang menghimbau dan berusaha bisa meningkatkan minat bagi pengusaha pemula, kami sudah mendorong melalui HIPMI goes to school, HIMPI goes to Campus, HIMPI goes to pasar, jadi mereka akan memulai mengenalkan produk-produk mereka di online dan pasar ofline.
“Langkah awal kita mengedukasi para pengusaha-pengusaha pemula, yang hal ini kita lakukan di bangku sekolah, kita akan bentuk little- little HIPMI di setiap sekolah,” paparnya.
Bagi anggota HIPMI yang mapan akan kita edukasi untuk mendidik tiga orang untuk menjadi entreprenuer, dari situ nanti ada kelas seperti craft, kuliner dan digital upline, “HIPMI membuka kelas setiap hari Sabtu, ada komisinya dari anak-anak HIPMI, dengan target akan mendatabase sekolah dan diharapkan dalam setahun lahir seribu pengusa di Kota Palembang,” urainya.
Diharapkan perananan Pemerintah, peran perbankan dan peran kita semua sangat dibutuhkan untuk memajukan entreprenuer muda di Kota Palembang, “Kami dari HIPMI Kota Palembang mengajak dan mengapresiasi teman-teman untuk bisa bergabung dengan HIPMI Kota Palembang, yok kita bersam-sama jadikan Kota Palembang sebagai Kota Entrepreneur,” jelas Hermansyah mengakhiri. (asri)