Herlan Aspiudin : Tetap Berbisnis Namun Prokes Tetap Kita Jaga

RM Henri Rivai: Harapan di Tengah Badai Covid

PALEMBANG, SuaraSumselNews | Kota Palembang saat ini telah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2, hal tersebut dikarenakan kasus Covid-19 telah menurun.

Namun pembatasan masih terus dilakukan guna menekan penyebaran virus, dan terus menerus menyerukan warga dengan edukasi seperti memakai masker, menjaga jarak dan tidak berkerumun.

Begitupun dunia wisata di Kota Palembang sudah mulai bergairah namun ruang gerak masih terbatas, guna menekan penyebaran virus corona naik lagi.

Industri pariwisata tetap terus bertahan dengan cara meningkatkan keamanan dan kenyamanan di lingkungan industri pariwisata.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Herlan Aspiudin.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Herlan Aspiudin mengatakan, sangat berbangga dengan penurunan dari status level 4 menjadi level 2.

“Kita berbaggalah Palembang sudah level 2, tapi kita harus tetap menjaga prokes, karena jika prokes ini mengendor maka bisa jadi meledak lagi covid ini,” jelas Herlan Aspiudin yang biasa di sapa Babe ini, Senin (25/10/2021).

Menurutnya, Sumatera Selatan berupaya meningkatkan keamanan dan kenyamanan di lingkungan industri pariwisata yang tersebar di 17 kabupaten dan kota dengan sertifikat ‘Clean, Health, Safety & Environment (CHSE).

“Sertifikat CHSE sebagai upaya memberikan rasa aman dan nyaman terutama dari segi kebersihan kepada masyarakat yang memanfaatkan industri pariwisata,” ujarnya.

Menurut Babe, saat ini sudah ada alat pembunuh virus yakni Techno De, merupakan tehnologi dari jepang. Efektif digunakan untuk membunuh bakteri, jamur dan mikrorganisme lainnya pada media udara dan sudah bersertifikat halal. “Jadi kalau bisa, kita tetap berbisnis, namun prokes tetap kita jaga,” imbaunya.

“Bahwa kita belum boleh prasmanan dulu masih box harus kita turuti, karena kebijakan yang di buat pemerintah itu, untuk menyelamatkan rakyat dan ekonomi,” harapnya.

Wisata Religi Belum Jalan

Untuk sektor wisata religi seperti umrohpun semakin terpuruk dampak pandemi Covid-19. Belum lagi pemberlaukan penutupan oleh Pemerintah Arab Saudi untuk umrah dan haji.

Development Manager Umroh PT Sriwijaya Mega Wisata, RM Henri Rivai mengatakan, Bisnis umrah dimasa pandemi yang sudah memasuki level 2, namun biro perjalanan umrah belum bisa jalan.

“Alhamdulillah, kita bukan hanya travel umrah atau haji saja, awalnya kita adalah biro perjalanan wisata. Jadi di masa pandemi Level 2 ini, walaupun umrah masih belum bisa berangkat, kita tetap dapat menjual paket tour wisata domestik dan Internasional,” ungkapnya.

Adapun setiap paket tour yang kita promisikan untuk di jual, kita kemas semenarik mungkin dan senyaman mungkin.

“Walau peminatnya tidak banyak, tapi ini adalah harapan di tengah badai covid ini untuk membuat usaha kami bertahan,” ungkapnya.

Harapan kami sebagai travel umrah dan haji khusus pada pemerintah adalah untuk segera melakukan lobi lobi ke pemerintah arab saudi, agar indonesia dapat kembali di terima untuk dapat beribadah di 2 tanah suci.

“Dan bila telah dibuka pintu umrah dan haji buat indonesia, kami berharap tidak ada aturan yang memberatkan kami dan jemaah, semoga pemerintah bisa lebih bijak dalam hal ini, aamiin,” harapnya. (asri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.