Hendry CH Bangun: Fungsi Pers Mencerahkan dan Mencerdaskan Masyarakat

Pra UKW PWI Pusat Diikuti Ratusan Wartawan

 

PALEMBANG, SuaraSumselNews | Pra UKW melalui zoom diselenggarakan PWI Pusat, Selasa (22/4/2024) diikuti puluhan peserta Uji Kompetensi Wartawan dari Provinsi Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Kepulauan Riau.

Ketua PWI Pusat Hendry CH Bangun UKW saat membuka pra UKW mengatakan, menindaklanjuti program Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI dengan mempedomani Peraturan Dewan Pers Nomor 3/11/2023 tentang Standar Kompetensi Wartawan (SKW).

Menurutnya, perlu pelatihan jurnalistik/Pra UKW, Pelatihan jurnalistik/Pra UKW, hal ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kualitas peserta UKW dalam memahami dan menerapkan untuk mengembangkan pers profesional yang berkualitas.

“Pers yang didukung wartawan yang memiliki kompetensi jurnalistik terukur, wartawan yang terampil dalam teknis jurnalistik, taat pada Kode Etik Jurnalistik dan berpengetahuan dan berwawasan luas,” ujarnya.

Menurutnya, fungsi pers mencerahkan dan mencerdaskan masyarakat dan sekaligus melakukan kontrol sosial yang efektif ke semua pilar demokrasi Pers juga berperan sebagai alat chek and balance dalam sistem demokrasi.

Ia menjelaskan rumusan kompetensi wartawan sudah dirumuskan Dewan Pers sejak tahun 2010, melalui program Standar Kompetensi Wartawan (SKW).

“Standar Kompetensi Wartawan ini mengklasifikasikan wartawan dalam tiga jenjang. Muda untuk wartawan yang menjadi pelaksana jurnalisme (reporter), Madya untuk yang mengelola ruang redaksi (redaktur) dan Utama untuk para pimpinan redaksi atau penanggung jawab redaksi,” jelasnya.

Pemateri, Uyun Achadiat memaparkan mulai dari pentingnya wartawan mengikuti UKW hingga bicara tentang Undang-undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik Wartawan.

“Sebagai wartawan kita wajib mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) karena sebagai landasan dasar bahwa kita adalah wartawan yang berkompeten dalam menjalankan tugas,” bebernya.

Selain itu, Uyun juga memaparkan terkait tugas dan fungsi Dewan Pers, menurutnya ada 7 point penting yakni, untuk Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain, melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan per situ sendiri.

“Menetapkan dan mengawasi pelaksaaan Kode Etik Jurnalistik, memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers,” jelasnya.

Ia menambahkan tugas dan fungsi Dewan Pers juga untuk mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat dan pemerintah, memfasilitasi organisasi pers dalam menyusun peraturan-peraturan dibidang pers dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan. “Dan mendata perusahaan pers,” ungkapnya.

Sementara, Direktur UKW PWI Pusat Dr Firdaus Komar SPd MSi menyampaikan dalam pembukaan pra UKW untuk di Sumsel dilaksnaakan tanggal 26 dan 27 April 2024.

“Untuk itu kawan-kawan hendaknya mengikuti acara pra UKW dengan serius,” jelasnya.

Firdaus menyampaikan materi Perencanaan liputan, investigasi, editing dan evaluasi.

Dalam pemaparannya, Firdaus Komar mengatakan terkait tujuan SKW itu sendiri,

Menurutnya, tujuan SKW untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas wartawan itu sendiri. Selain itu untuk menjaga harkat dan martabat kewartawanan sebagai profesi khusus penghasil karya intelektual dan menjadi acuan evaluasi kinerja wartawan untuk memenuhi tuntutan zaman.

“Memberikan nilai lebih kepada wartawan sehingga bisa berperan strategis dalam industri pers dengan konvergensinya. Selain itu menghindarkan penyalahgunaan profesi wartawan dan memberikan bekal kepada wartawan terlibat aktif dalam upaya menegakkan kemerdekaan pers untuk kepentingan public,” ungkapnya.

Sesi terakhir pematerinya Marah Sakti Siregar, Ketua Komisi Pendidikan PWI Pusat memaparkan dengan materi Metode Wawancara dan Teknik Penulisan Berita.

Menurutnya sebagai wartawan harus mengenal teknik wawancara, seperti wawancara (interview) adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan wartawan dengan narasumber dengan tujuan agar ia memperoleh informasi yang akan disiarkannya kepada public.

“Wawancara adalah jantung atau tulang punggung utama kegiatan jurnalistik,” jelasnya.

Ia menuturkan, melalui proses wawancara wartawan menggunakan panca inderanya untuk mencari dan mengungkapkan fakta dan informasi.

Ia menjelaskan, ada beberapa jenis dan bentuk wawancara, seperti Wawancara Tatap Muka (face to face atau direct interview) Wawancara Profil Pribadi (personal interview), Wawancara Jalanan (man on the street interview). “Wawancara Cegat/Sambil lalu (casual or doorstop interview),” tutupnya. (MA)