Bupati-Wabup Banyuasin Kompak

70 Penghargaan Dalam Empat Tahun

BANYUASIN, SuaraSumselNews | BUPATI Banyuasin Askolani bersama Wakil Bupati (Wabup) Slamet Somosentono terus berupaya meningkatkan pembangunan di wilayahnya untuk mewujudkan visi dan misi mereka.

Dalam empat tahun Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Banyuasin untuk periode 2018-2023, keduanya telah meraih 70 penghargaan dari berbagai pihak. Aslokani mengaku, kekompakan adalah kunci keberhasilan mereka.

“Kalau kami tidak kompak yang di bawah tidak mungkin bisa bekerja dengan baik. Makanya kami sudah dapat lebih dari 70 penghargaan. Sebulan bisa tiga sampai empat kali dan itu tidak ada rekayasa,” katanya Kamis kemarin.

Aslokani mencontohkan, Pemkab Banyuasin baru saja mendapatkan penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) Peringkat Pratama Tahun 2021 dan Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (Kementerian PPPA).

Pemkab Banyuasin juga menerima penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).Kedua penghargaan tersebut diserahkan langsung Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.

“Menterinya datang sendiri, Bu Bintang sama Pak Hasto. Biasanya bupati yang diundang ke Jakarta, ini menterinya yang datang ke sini. Kenapa? Mereka penasaran. Benar tidak yang dilakukan Bupati dan Wabup Banyuasin? Ya benar, kami tidak bohong,” ujarnya.

Kata Askolani, pihaknya juga menyadari bahwa kesuksesan dalam membangun suatu daerah ditentukan oleh kekompakan para pemimpinnya. Sebab, masyarakat memilih mereka bersama-sama.

“Kebetulan kami pernah tarung di ajang Pemilihan Bupati Banyuasin pada 2013. Alhamdulilah kami sama-sama kalah. Di kontes berikutnya, kami gabung lalu menang. Artinya, kami sadar bahwa kami tidak ada yang hebat. Kami hebat setelah bergabung,” ungkapnya.

Dia juga menyebutkan, pihaknya memiliki prinsip untuk menjalankan kewenangan dengan bersama-sama. Dengan begitu, keduanya bisa bebas dari pengaruh orang lain.

“Dari awal kami sadari, ini pasti akan banyak yang bermain di sini. Banyak orang yang tidak suka kalau kami kompak. Pasti orang ingin coba-coba memisahkan kami,” sebutnya.

Askolani menambahkan, keduanya sudah dekat sejak lama. Dia menceritakan, almarhum istrinya adalah mantan sekretaris Slamet. Oleh karenanya, dia sudah menganggap Slamet sebagai orang tua sendiri.

“Konsep persaudaraan ini saya bangun. Saya anggap Pakde (Slamet) sebagai orangtua, bukan sebagai wabup. Sebaliknya, Pakde anggap saya bukan sebagai bupati, tapi sebagai anak. Jadi saling mengayomi,” ujarnya.

Askolani mencontohkan, dia dan Slamet selalu bersama-sama menghadiri semua kegiatan yang digelar Pemkab Banyuasin, kecuali jika ada kegiatan yang digelar bersamaan.

“Kalau tidak ada kegiatan lain ya bareng terus. Kami ngantor satu bulan itu paling banyak lima kali. Hari biasanya kami kerja di desa-desa,” ungkapnya.

Aslokani dan Slamet mengusung visi dan misi Banyuasin Bangkit, Adil, dan Sejahtera dengan melaksanakan Kerja Keras, Kerja Cerdas, dan Kerja Ikhlas melalui tujuh program prioritas dan 12 gerakan bersama masyarakat.

Salah satu program Pemkab Banyuasin, yakni Banyuasin Cerdas, telah menunjukkan hasil positif. Hal ini terlihat dari indeks pembangunan manusia mencapai 67,13 persen.

Program Banyuasin Cerdas, antara lain memberikan bantuan peralatan sekolah untuk Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), memperbaiki ruang kelas dan saran pendukung, serta memberikan beasiswa untuk 65 mahasiswa ber-Kartu Tandah Pendudukan (KTP) Banyuasin senilai Rp 1.250.760.000.

Program tersebut juga didukung gerakan bersama masyarakat dengan membuat Gerakan Siswa Membaca dan Menulis (Simanis) untuk meningkatkan minat baca dan menulis siswa setiap hari.

Gerakan ini dilaksanakan di setiap sekolah dasar. Lewat Simanis, siswa yang dapat membaca, mewarnai gambar, dan menulis pun meningkat.

Lalu, ada pula program Banyuasin Sehat dengan memberikan fasilitas kesehatan (faskes) gratis dengan menggunakan e-KTP.

Lewat program tersebut, Pemkab Banyuasin menggulirkan kegiatan dokter masuk desa yang melibatkan 53 dokter dan telah melayani lebih dari 60.000 orang. (#)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *