Teater Sekolah di Sumsel Masih Kurang Pembinaan

PALEMBANG, SuaraSumselNews | MUSEUM Negeri Sumsel “Balaputra Dewa” bekerjasama dengan Forum Teater Sekolah (Fortas) Sumsel, akan menggelar Worskhop Teater Sekolah di Sumsel. Pada acara ini, Fortas Sumsel akan melibatkan puluhan teater sekolah dan sanggar seni di Sumsel sebagai peserta pada acara itu, Sabtu (26/11) mendatang.

“Kegiatan ini merupakan satu diantara program Museum Negeri Sumsel Balaputra Dewa, dan Fortas Sumsel sebagai mitra dalam menggelar acara ini. Secara pribadi dan kelembagaan kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan ini,” ujar jebolan Teater Leksi Palembang, Kamis kemarin (3/11/).

Lebih lanjut, Yosep menjelaskan, melalui acara ini ditargetkan akan melahirkan para praktisi seni teater di sekolah yang memahami dasar-dasar teater. Dan menurut Yosep, hasil analisa Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Fortas Sumsel, ada sejumlah point penting yang harus menjadi perhatian semua, terutama minimnya pengetahuan dasar teater di kalangan pembina seni teater di sekolah.

Data yang diperoleh Fortas Sumsel melalui Litbang, paling tidak ada 70% pembina seni teater di sekolah, belum secara detil mengetahui dan memahami dasar-dasar teater.

Hal itu terjadi, karena selama ini pembina seni teater di setiap sekolah belum atau tidak mendapat pembinaan khusus dari lembaga seni di Sumsel yang berkompeten. Bila kemudian ada lembaga seni yang melakukan pelatihan, sifatnya hanya sesaat, dalam waktu dua atau tiga hari.

“Setelah pelatihan, sebagian program yang sudah digelar tidak kemudian mengawal setiap sekolah dengan pendampingan. Oleh sebab itu, bersama Museum Balaputra Dewa, Fortas ke depan akan melakukan pendampingan pembinaan di setiap sekolah, baik di kelompoknya atau kepada pembina seninya, sehingga pengetahuan dasar teater yang diperoleh bisa dipahami secara bertahap,” tegasnya.

Pada acara ini, Fortas Sumsel akan menghadirkan para narasumber yang berkompeten di bidangnya. Diantaranya; Hasan, M.Sn, Magister Seni dari ISI Padang, yang aktif sebagai Dosen Universitas PGRI Palembang, Slamet Nugroho, S.Sn (Inug Dongeng), sarjana seni asal Yogyakarta, pendiri Rumah Dongeng Palembang, dan Imron Supriyadi, S. Ag, M. Hum, peraih Anugrah Batanghari dari Gubernur Sumsel, sebagai penulis sastra terbaik di Sumsel 2019, yang juga dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.

Diharapkan, melalui workshop ini akan menjadi bekal bagi pegiat teater sekolah yang terlibat langsung, sekaligus mematangkan teori dan praktik pada pementasan dalam parade teater.

Terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Museum Negeri Sumsel Balaputra Dewa, H Chandra Amprayadi, SH mengatakan, kegiatan ini merupakan hal positif, terutama untuk mengenalkan lebih dekat bagi para pelajar di Sumsel terhadap Museum Balaputra Dewa.

Melalui kegiatan ini menurut Chandra, kegiatan ini sebagai bukti Museum Balaputra Dewa dan Dinas Pariwisata Sumsel, telah membuka ruang bagi para seniman di Sumsel, khususnya bagi pelaku seni di sekolah se-Sumsel.

Tujuannya, menurut Chandra, agar seniman Sumsel dan pelaku seni di sekolah bisa termotivasi untuk menggali, mengembangkan kreatifitas berkesenian di Sumsel.(ril)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *