PALEMBANG, SuaraSumselNews | PEMERINTAH Kota ( Pemkot) Palembang menekan kasus stunting terus dilakukan. Antara lain melalui program kesehatan di Kampung KB Layang-Layang. Kampung ini berlokasi di Lorong Sei Tawar, Kelurahan 29 Ilir, Kecamatan Ilir Barat Dua.
Program kesehatan itu, antara lain pembentukan Tri Bina, yang terdiri dari nina keluarga balita, bina keluarga remaja dan bina keluarga lansia serta PIK remaja.
Kampung KB Layang-Layang, Rabu (14/6) dikunjungi Karo Sekretariat Militer Presiden RI, Irjen Pol Adang Ginanjar, yang juga Ketua Tim Verifikasi terkait penghargaan Satya Lencana Wira Karya.
Saat kunjungan itu Irjen Pol Adang didampingi Wali Kota Palembang Harnojoyo, para kepala OPD Pemkot Palembang, juga unsur Forkompinda.
“Kita disini sengaja melihat secara fisiknya melalui verifikasi lapangan, baik di kantor wali kota dan sekarang kita cek langsung terkait stunting,” kata Irjen Pol Adang Ginanjar.
Dijelaskan Jenderal Bintang Dua tersebut, bahwa Kampung Layang-Layang sudah ternilai sangat cukup baik, khususnya terkait beberapa program kesehatan yang ada, baik untuk lansia serta ibu melahirkan.
“Ataupun juga anak-anak dibawah umur yang memang perlu kita siapkan untuk menjadi anak-anak pandai, dengan program yang disampaikan bapak wali kota,” ujar Irjen Adang.
Wali Kota Palembang H Harnojoyo juga merasa bangga dan bahagia saat berada di Kampung Layang-Layang yang dinilai terus memiliki banyak perubahan yang signifikan.
Menurutnya, sejak tahun 2013 kampung layang-layang terus konsisten untuk melakukan pembinaan.”Dan hari ini kita bersama tim verifikasi terkait penghargaan Satya Lencana Wira Karya. Dan kita bersama ketua tim, melihat langsung sejauh mana Pemerintah kota Palembang berkolaborasi, mulai dari RT hingga ke Kelurahan untuk betul-betul memperdayakan masyarakat dalam menekan stunting di Kota Palembang ini,” kata Harnojoyo.
Untuk diketahui, kampung ini dinamakan Kampung KB Layang-Layang karena dulunya penduduk berprofesi pengrajin layang-layang. Dibangun di lahan seluas kurang lebih 3,5 hektare, mata pencaharian penduduknya mulai beragam. Selain pengrajin layang-layang, ada juga berprofesi buruh, pedagang dan lainnya. (*)