Intan Maharani Ajak Masyarakat Tanggulangi HIV/AIDS di Palembang

PALEMBANG, SuaraSumselNews | LAGI, Yayasan Intan Maharani (YIM) menggelar “Support for Attending Budget Cycle Process in District” kegiatan ini diinisiasi Technical Officer Aliyul Hidayat di KopiES Biliton, Sabtu kemarin (9/11).

Kegiatan ini menjadi langkah nyata untuk mempersiapkan program-program prioritas terkait HIV/AIDS yang akan diusulkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kota Palembang mendatang.

Sarwitri, Manajer Program Konsil LSM Indonesia, menjelaskan bahwa diskusi ini berfokus pada pengusulan program terkait pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS kepada pemerintah, terutama Bappeda dan OPD terkait.

“Kami berharap isu HIV/AIDS menjadi prioritas dalam perencanaan anggaran 2026, sehingga langkah nyata dari pemerintah bisa diambil,” jelas Sarwitri.

Ia juga mengungkapkan bahwa audiensi sebelumnya dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) serta Dinas Kesehatan Kota Palembang mendapat respons positif. Kedua instansi ini telah berkomitmen untuk bekerja sama dengan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) melalui swakelola tipe 3 pada tahun 2025. Kolaborasi ini diproyeksikan akan memperkuat langkah-langkah penanggulangan HIV/AIDS di lapangan.

“Tahun depan, kami menargetkan dua aktivitas advokasi penting bekerja sama dengan Dinas PPA dan Dinas Kesehatan. Komitmen ini mencakup edukasi bagi masyarakat, penyediaan rumah aman bagi ODHIV yang mengalami kekerasan, dan penanganan langsung bagi kelompok rentan,” ujarnya.

Diskusi tersebut menghasilkan 10 isu prioritas untuk diusulkan, termasuk keterlibatan BAZNAS dalam penanggulangan HIV/AIDS dan penyediaan fasilitas yang dibutuhkan oleh ODHIV. Selain itu, sasaran edukasi diutamakan bagi anak-anak muda, agar mereka lebih teredukasi mengenai HIV/AIDS dan mampu menghadapi tantangan di era digital.

“Kami perlu mendekatkan informasi HIV/AIDS kepada generasi muda, karena mereka adalah harapan masa depan. Informasi yang tepat diharapkan bisa mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV di masyarakat,” tutur Sarwitri.

Sarwitri juga menegaskan pentingnya OMS untuk siap menghadapi perubahan pendanaan di masa depan. “Kami berharap pemerintah mulai mengambil alih program yang selama ini dibantu oleh donor, agar upaya yang telah dimulai tidak terhenti begitu saja,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua YIM, M. Suharni, menyatakan bahwa kegiatan ini adalah bentuk kolaborasi kuat antara OMS yang bergerak di bidang pencegahan HIV/AIDS dan Tuberkulosis (TB). Suharni menjelaskan bahwa OMS memiliki peran vital dalam penjangkauan kelompok ODHIV, memberikan edukasi, serta mengajak mereka untuk menjalani tes dan pengobatan.

“Kami bekerja di lapangan untuk menjangkau ODHIV dan mendampingi mereka agar menjalani pengobatan secara teratur. Semoga kerjasama ini dapat mengurangi penularan baru, memastikan kepatuhan pengobatan, serta menghapus stigma di masyarakat,” ujar Suharni.

Melalui sinergi yang semakin kuat antara OMS, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan langkah-langkah preventif ini mampu mengurangi angka penularan HIV/AIDS serta menguatkan kesadaran publik tentang pentingnya mendukung para ODHIV. (*)