Gubernur ; Pabrik Karet Diminta Beli Karet Petani
PALEMBANG, SuaraSumselNews | GUBERNUR Sumatera Selatan (Sumsel) H Herman Deru mengeluarkan surat himbauan kepada pabrik crumb rubber yang ada di daerah ini untuk tetap membeli karet petani.
Surat ini dikeluarkan menyusul perkembangan situasi Covid-19 di beberapa Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan. Bahwa dalam surat Nomor : 520/1156/Disbun/2020 itu, pembelian karet milik petani oleh crumb rubber tetap dilakukan mengingat peran komoditas karet terhadap perekonomian Sumatera Selatan cukup besar.
Kepala Dinas Perkebunan Sumsel, Fachrurrozi, melalui Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP), Rudi Arpian menjelaskan, komoditi karet merupakan salah satu komoditi andalan dari Bumi Sriwijaya.
Saat ini, luas kebun karet di Sumatera Selatan mencapai 1.307.011 hektare dengan hasil produksi 1.117.569 ton karet kering. Dimana kebun karet itu, 95 persen milik rakyat.
Sedilitnyan 576.139 petsni gantungkan hidupnya dari hasil getah karet. “Sehingga, apabila pabrik karet berhenti membeli karet petani, dampak sosial ekonominya sangat memberatkan masyarakat,” ujar Rudi, Selasa (28/4).
Rudi mengatakan himbauan itu harus juga diimbangi dengan kebijakan yang membantu pengusaha dalam membeli karet dari petani. Menurut Rudi, pemerintah pusat dalam hal ini dapat mengucurkan bantuan pendanaan bagi pengusaha agar tetap berlangsung. “Sebab, saat ini sedang terjadi penundaan ekspor lantaran pabrik ban dan industri strategis lainnya memanfaatkan crumb rubber berhenti sementara.
Akibatnya, pabrik tidak bisa dapatkan pembayaran sehingga terjadi pengurangan produksi. Dan akhirnya akan mengurangi pembelian karet milik petani,” katanya.
Dengan begitu, perusahaan dan tenaga kerja yang menghadapi masa sulit masih bisa terselamatkan. “Mereka nantinya bisa mengembalikan pinjaman dengan menjual stok yang sudah dikumpulkannya saat ini,” ungkapnya.
Rudi mengungkapkan harga getah karet di beberapa Kabupaten/Kota terjun bebas. Petani memilih pasrah yang penting masih ada yang mau membeli karetnya.
“Harga di tingkat pengepul sudah Rp.3.000 sampai Rp 3.500/kg. Petani terpaksa melepas karet milik mereka karena dipaksa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” terangnya.
reporter : adeni andriadi