Ya Belum Pernah Kena Marah
PALEMBANG, SuaraSumselNews | GUBERNUR Sumsel Herman Deru menggelar Yasin, Tahlil dan doa bersama untuk almarhumah Hj Percha Leanpuri Binti H Herman Deru di Griya Agung Palembang Palembang, Minggu (22/8).
Yasinan itu sendiri dilaksanakan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan (Prokes). Khusunya memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun oleh pihak ahli musibah dikarenakan masih dalam kondisi Pandemi Covid-19.
Tampak sejumlah pejabat yang hadir, Wagub Sumsel Mawardi Yahya, Walikota Palembang Harnojoyo dan Bupati OKU Timur Lanozin Hamzah dan pejabat stakeholder yang ada. Selain itu takziah juga dilaksanakan secara virtual.
Dikrsempatan itu, Gubernur Sumsel Herman Deru, mengucapkan terima kasih masyarakat se Sumsel yang mendoakan Percha selama ini, baik mulai di rumah sakit hingga diperistirahatan terakhirnya.
“Saya yakin yang hadir malam ini untuk mendoakan almarhumah Percha dan menguatkan hati kami selaku keluarga besar yang ditinggalkan, bisa pasrah dan tabah,” kata Herman Deru.
Herman Deru sendiri sempat sosok putrinya yang ia sayangi selama ini dan anugerah terindah selama ini yang diberikan Allah SWT meski dititipkan selama 35 tahunan.
“Titi (sapaan akrab Percha) familiar dilingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari saya panggil ndok atau Titi, tidak pernah kami panggil Percha. Dalam kesempatan ini kami bersyukur dititipi Allah SWT anak berharga dimata kami, tidak ada penyesalan di kami, tidak ada menyalahkan, dan kemarin saya sampaikam dipemakamam kami merasa sangat sebentar, seperti kemarin saja,” kenangnya.
Tak lupa Gubernur Sumsel ini menyampaikan keistimewaan- keistimewan yang diberikan Allah SWT dari sosok Percha selama ini.
Dimana sejak lahir menjadi pandangan semua orang. “Percha sebagai anak belum pernah kena marah saya, karena tidak punya alasan saya untuk marah, sebelum dipanggil ia selalu berupaya untuk membuat orang tuanya bahagia, sebagai kakak belum pernah sekalipun saudaranya (adik) membantah.
Karena ia layak dipanuti adek- adeknya, apalagi ia adalah cucu baik keluarga Belitang maupun Palembang yang dirindukan dari kecil, mudah bergaul tidak membedakan strata seseorang, agama dan sebagainya,” jelasnya seraya Deru sangat bangga dengan sosok biologis dan dianggao ideologinya selama ini.
Dengan prestasi sebagai anggota parlemen yang tercatat dalam sejarah, jika Percha pernah memimpin sidang sebagai termuda pada 2009 dengan suara terbanyak, dan ia sangat bertanggung jawab selama ini, hingga hamil besar ia tetap berusaha menyapa konsetuennya di daerah.
“Hampir semua konsetuennya merasa kehilangan dia. Menjadi tahu kenapa kami merasa sangat kehilangan kepergian Percha , tapi sampai saat ini fase yang berat bagi kami dan mulai beradaptasi tanpa Percha dan fase ini butuh waktu, fase ini butuh yang sangat ilmiah,” tandasnya.
Selain itu pihaknya menyampaikan keistimewaan Percha selama ini, dan bukan untuk menunjukkan kesombongan, jika sosok Percha bisa menjadi contoh adik- adiknya dan kaum perempuan lainnya di Sumsel. Dimana sejak kecil sudah bisa mandiri tanpa mengandalkan orang tuanya yang saat ini jadi Bupati OKUT.
“Tapi saya yakin, ini sudah ajalnya, ia tidak mengeluh ke masyarakat tapi tetap terus membalas keluhan masyarakat Sumsel lewat komunikasi yang ada hingga akhirnya ia tidak sadar dan meninggal. Tidak ada tanda- tanda meninggalnya selama ini, tapi mudah- mudahan sifat baiknya dapat terpelihara adik- adiknya dan para wanita yang bisa jadi mandiri,” Kilahnya. (*)