Beras Naik, Warga Menjerit

BATURAJA, SuaraSumselNews- TAHUN 1990-an Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), dikenal sebagai wilayah penghasil beras terbesar di Bumi Sriwijaya. Julukan ini sempat menggema ditingkat nasional dan bahkan internasional.

Namun sejak OKU dimekarkan menjadi tiga kabupaten, yakni OKU Timur, OKU Selatan dan OKU Induk, secercah julukan wilayah beras tersebut lama-lama mulai sirna.

Buktinya, diawal tahun 2018 ini, harga jual beras sebagai kebutuhan pokok di pasar tradisional Kota Baturaja dan sekitarnya, harganya per kilogram tidak wajar lagi. Utamanya yang dirasakan oleh masyarakat berpenghasilan sedang dan kecil.

Buktinya, saat ini harga jual beras  rata-rata dipasaran pedagang, diatas  Rp 10.000. Tentunya, bagi masyarakat kecil  itu harga yang sangat memberatkan.

‘’Harga beras sulit dijangkau dari hasil pendapatan kerja sehari-harinya,’’ ungkap Pak Rizal (45) sebagai Pengemudi Bentor (becak motor) yang mangkal di Pasar Baru Baturaja ini.

Katanya, semua harga bahan pokok naik. Sedangkan  penumpang semakin berkurang. Tapi mau gimana lagi, kehidupan harus terus berlangsung. ‘’Ya, terpaksa memutar otak mencari jalannya,’’ ungkap Pak Rizal .

Selain itu juga dialami Fajri (32) sebagai tukang ojek. Dia mengeluhkan sepinya penumpang. Dampaknya, dia tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari – hari . Ya terpaksa  kita beli bensin seadanya, urainya dengan polos.

Makanya diharapkan dua warga Baturaja ini, hendaknya pemerintah disini mampu  mencari solusinya. Ya harga-harga kebutuhan pokok, dapat ditindak lanjuti. ‘’Kita tidak berharap turun drastis, namun upaya pemerintah mampu meringan tinggi harga beras,’’ papar mereka. (*)

 

liputan : muhamad fikri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.