Atasi Kathutla di Sumsel, Pemprov Anggarkan 37 M

10 Kabupaten Rawan Terbakar

 

PALEMBANG, Suara SumselNews | BILA tak Ada perubahan, mulai akhir Mei 2020, memasuki music kemarau. Terkait half itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) memetakan 10 Kabupaten rawan terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di tahun 2020.

Pemprov mempersiapkan Satgas Karhutla untuk mengantisipasi bencana karhutla. Adapun 10 Kabupaten tersebut di antaranya, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, Musi Banyuasin, Banyuasin, Muararnim, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Musi Rawas, dan Musi Rawas Utara.

Tahun lalu Kabupaten OKI paling banyak titik hotspot Karhutla dengan 8.434 hotspot disusul Musi Banyuasin 3.025 titik hotspot, dan Banyuasin 1.511 titik hotspor,” kata Gubernur Herman Deru Kamis (30/4).

Untuk antisipasi penyebaran Karhutla, Pemprov Sumsel akan memperbarui lagi Satgas Karhutla dengan melibatkan Bupati maupun Wali Kota sebagai di tingkat Satgas provinsi.

“Ini bedanya, kalau dulu Bupati/Wali Kota hanya menjadi ketua Satgas di daeranya sendiri, kalau sekarang kita jadikan mereka menjadi bagian dari kesatgasan Karhutla di tingkat provinsi,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya menginstruksikan kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) untuk melaporkan perkembangan laporan cuaca. Baik itu tentang dampak badai La Nina, El Nino dan sebagainya.

“Kita harus punya perhitungan dengan teknologi yang ada, kira-kira curah hujan itu kapan dan kapan berhentinya sehingga kita mengantisipasinya termasuk memberikan bantuan-bantuan peralatan di Kabupaten/Kota,” ungkapnya.

Faktor fenomena alam turut memengaruhi bencana tahunan ini. Seperti tahun lalu, cuaca Sumsel cenderung minim musim hujan bahkan didominasi musim kemarau hingga sepanjang sembilan bulan yang mengakibatkan panas, rawa kering dan ancaman Karhutla.

“Pada 2019 kita termasuk lahan yang sangat banyak terbakar akibat Karhutla. Pada tahun ini atas dasar pengalaman 2019 kamarin bahkan puncaknya Karhutla pada 2015 maka kita harus punya perhitungan yang tepat agar kejadian itu tidak terulang di tahun ini,” katanya.

Sementara itu, Sekda Sumsel Nasrun Umar mengatakan, Pemprov Sumsel menganggarkan dana sebesar Rp 37 miliar pada 2020 untuk mengatasi Karhutla agar tidak terulang kembali seperti di tahun sebelumnya. Anggaran akan disebar ke sejumlah kabupaten untuk penanganan karhutla.

“Ini merupakan suatu lompatan yang cukup dapat kita berikan suatu stimulan dalam melakukan pencegahan Karhutla,” jelasnya. Titik Panas Karhutla Alami Penurunan Mencapai 90%. (*)

laporan : adeni andriadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *