Wartawan Senior Sumsel Berhimpun Dalam Wadah Profesi Intelectual Action

Dapat Dukungan Firdaus Komar Dirut UKW PWI

 

PALEMBANG, SuaraSumselNews | WARTAWAN senior Agus Harizal melontarkan ide perlunya wartawan di Sumatera Selatan (Sumsel) khususnya para wartawan yang punya jam terbang lama dan masih aktif menjalankan tugas jurnalisme untuk berhimpun dalam sebuah wadah bersama.

“Wartawan itu profesi intelectual action, tugas utamanya memang urusan berita atau 5W + 1H, 1S kurang afdhol rasanya jika tidak punya ide, gagasan, konsep atau pemikiran untuk berkontribusi kepada masyarakat”, kata Agus Harizal yang juga Pemimpin Redaksi Koran Suara Nusantara dan KoranSN.com.

Ide dan gagasan dari Agus tersebut mendapat repson positif dari sejumlah wartawan senior di Sumsel. Akhirnya Agus Harizal menggagas adanya pertemuan alias kopi darat untuk merealisasikan wadah profesi intelectual action.

Dukungan juga datang dari Iwan Setiawan Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Komisaris Daerah (Komda) Wilayah Sumsel dan Lampung.

Dan para wartawan yang mendukung gagasan cerdas Agus Harizal berkumpul di Toko Kopi Telusur di Jalan Bambang Utoyo Ruko No.5  Palembang. Hadir pada pertemuan tersebut selain Agus Harizal, ada Iwan Setiawan, Firdaus Komar Pemimpin Redaksi Extranews.id, Syarif Abdullah Kepala Biro Antara Sumsel, Indra Gultom wartawan senior Antaranews, M Nasir wartawan senior dan dosen, Maspril Aries senior wartawan www.kingdomsriwijaya (mantan wartawan Republika), Aina Rumiyati Aziz mantan Kepala Biro Koran Sindo yang kini advokat, dan Eko Prasetyo wartawan RMOL Sumsel.

Pada pertemuan tersebut disepakati nama wadah wartawan senior berhimpun tersebut “Talk Sriwijaya Community” (TSC) yang diusulkan Firdaus Komar yang juga Direktur UKW (Uji Kompetensi Wartawan) PWI Pusat.

Saya menyambut baik terbentuknya Talk Sriwijaya Community. Untuk kegiatan seperti diskusi mesti fokus kepada kedalaman isi diskusi. Sebelum diskusi  TOR juga mesti disusun dan dipersiapkan terlebih dahulu”, pesannya.

Sementara Agus Harizal menjelaskan, Talk Sriwijaya Community ini terbentuk dari pertemuannya bersama wartawan-wartawan senior hingga muncul ide dan gagasan yang sama untuk membuat wadah diskusi intelektual.

“Kami optimis Talk Sriwijaya Community akan berkembang dengan membahas berbagai isu dalam setiap diskusi”, katanya.

Masih menurut Agus, hasil dari diskusi akan menjadi berita baik tentang  solusi dan kritik dari isu-isu yang berkembang di Provinsi Sumsel.

Hasil diskusi juga akan disampaikan ke pihak terkait tentunya pemerintah daerah sebagai masukan dari rekan-rekan jurnalis.

Sementara itu Indra Gultom mengutarakan, banyak isu lokal yang akan dibahas dalam setiap diskusi, misalnya seperti nasib Pasar Cinde, Pasar 16 hingga terancam punahnya bahasa daerah. Bahkan isu-isu publik yang tidak menjadi tren akan dimunculkan di dalam diskusi.

“Pada diskusi akan dihadirkan narasumber dari pihak terkait dari pemerintah daerah, pengamat, asosiasi hingga aktivis. Di setiap diskusi tentunya tema yang akan diangkat berbeda-beda mulai dari sosial, ekonomi hingga budaya,” katanya.

Sedangkan M Nasir mengatakan, “Untuk diskusi Pasar Cinde juga dapat dijadikan tema dengan menghadirkan narasumber dari Pemda dan akademisi. Juga akan dihadirkan budayaan, arkeolog, aktivis hingga perwakilan dari pedagang. Setiap diskusi yang digelar tentunya akan memberikan solusi maupun kritik sebagai masukan buat pemerintah daerah”.

Iwan Setiawan mengatakan, “Kami sangat menyambut wadah diskusi wartawan senior ini. Untuk tempat lokasi diskusi nantinya akan dilaksanakan di Pojok Tembesu Coffee Shop yang berkonsep taman outdoor di Jalan Kolonel Burlian Kilometer 6,5 Punti Kayu Palembang”.

Jadi jangan sampai tema diskusi ditetapkan mendekati hari pelaksanaan. Kemudian untuk narasumber yang tidak bisa hadir karena sibuk bisa mengikuti diskusi melalui video call ataupun Zoom Meeting”, ujarnya.

Eko Prasetyo merespon tentang tema diskusi harga sembako. Menurutnya, sembako yang kini harganya sedang naik perlu mendapat perhatian semua pihak terkait. “Naiknya harga Sembako ini sangat menarik untuk didiskusikan, karena Sumsel ini kan termasuk lumbung pangan tapi mengapa harga Sembako bisa mahal?” ungkap Eko.

Maspril Aries menyambut baik terbentuknya wadah TSC, dengan harapan bisa melahirkan sumbangan pemikiran bagi stakeholder terkait. “Yang penting ada silaturahmi di TSC”, katanya.

Menurut wartawan yang juga penggiat literasi pada Kaki Bukit Literasi, ke depan banyak isu penting yang terkait dengan hajat rakyat Sumsel. “Ada isu atau tema tentang Pilkada, ada Pilgub dan ada pemilihan bupati dan wali kota se Sumsel.

“Tema tentang Pilkada untuk mendorong rakyat Sumsel menjadi pemilih cerdas dalam memilih kepala daerahnya dan para calon kepala daerah harus segera mendeklarasikan dirinya, jangan malu-malu dengan seribu alasan. Deklarasi segera agar kami rakyat Sumsel bisa menilai layak tidak dia memimpin daerah ini. Tema seperti ini layak didiskusikan karena di dalamnya ada diskursus atau pendidikan politik”, ujar Maspril Aries yang juga Pemimpin Redaksi www.katanda.id.  (ril/mas)