SMK Muhammadiyah 1 Sekolah yang Sudah Mandiri

Whorkshop Penjajakan, Penguatan Kerjasama Sekolah

PALEMBANG, SuaraSumselNews | KEPALA Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sumsel, Drs H Riza Fahlevi MM membuka Workshop Penjajakan dan Penguatan Kerjasama Sekolah dengan DIDUKA  (Diksi, Industri dan Dunia Kerja) di SMK Muhammadiyah 1 Palembang, Rabu (kemsrin 13/10).

Riza Fahlevi mengatakan, pihaknya mengapresiasi SMK Muhammadiyah 1 Palembang yang dikomandoi Ketua Yayasan Sukarno dan Kepsek Seriyani karena telah mampu melaksanakan workshop Penjajakan dan Penguatan Kerjasama Sekolah dengan DIDUKA.

“Artinya DIDUKA percaya dengan SMK Muhammadiyah 1 Palembang, yang sudah betul betul Mandiri. Di sini banyak peserta dari DIDUKA yang hadir. Ini patut dicontoh oleh SMK Negeri dan swasta di Sumsel, agar SMK hebat dan SMK bisa,” ujarnya.

Kepada SMK Muhammadiyah 1 Palembang, Riza berpesan agar GILA yakni (Gali Ide Langsung Action  dan CERDAS yakni untuk menciptakan (Chemistry, Entreprenuer, Ramah, Disiplin, Administrasi dan Sinergis).

“SMK kan ada Uji Kompetensi Keahlian (UKK). Dan perusahaan membuka diri dengan mau menerima lulusan SMK.
“Tapi sekolah harus mandiri, dan SMK Muhammadiyah 1 Palembang sudah menunjukkan kemandiriannya. Seluruh SMK di Sumsel sudah diberi otonomi, jadi silahkan dikembangkan sesuai dengan keunggulan masing-masing. Itu sesuai dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim yakni merdeka belajar,” terangnya.

Kepada seluruh sekolah di Sumsel, Riza berpesan agar melaksanakan pesan dari Gubernur Sumsel agar menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

“Jangan memaksakan anak kalau bukan talentanya. Makanya guru BK harus bisa melihat keahlian anak. Karena kita menerapkan merdeka belajar. Apalagi sekarang ada guru penggerak, Kepsek penggerak. SMK di Sumsel kita harapkan semakin banyak SMK Pusat Keunggulan (PK), yang indikatornya Kepseknya lulus sebagai Kepsek penggerak,” urainya.

Ditambahkannya,Kepala SMK Muhammadiyah 1 Palembang Seriyani menuturkan, SMK Muhammadiyah 1 sudah menerapkan 100 persen digital. Sehingga siswa tidak menggunakan paper lagi tapi digital.

“Kita sudah melaksanakan kurikulum blok murni. Sehingga di sekolah ini, guru tidak bertanggung jawab memberikan nilai tapi DUDIKA. Guru hanya mengajarkan, tapi yang memberi nilai DIDUKA. Juga sudah melaksanakan asesmen. Jadi setiap 2 bulan sekali Asesmen dengan DIDUKA, dan kita sudah bekerjasama dengan 52 DIDUKA,” pungkas dia (*)
liputan ; winarni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *