Saat Porprov Banyak Para Atlet Dijadikan Ajang Transaksional

Porprov Sumsel di Lahat Main Comot

 

LAHAT, SuaraSumselNews | MEMPRIHATINKAN, penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIV Lahat 2023. Kenapa tidak? Ya sangat mencurigakan oleh Ketua Umum KONI Kota Palembang H Anton Nurdin.

“Saya sangat kecewa dengan pihak penyelenggara. Sebab perpindahan atlet dari satu daerah ke daerah lain sangat bertentangan dengan peraturan KONI Kota Palembang,” tegas Anton Nurdin, Selasa (19/9).

Bahwa perpindahan atlet, tegas Anton, harus melalui mekanisme persetujuan dari tim cabang olahraga (cabor) dan KONI Kabupaten/Kota.
“Jangan asal comot dan mengambil atlet orang lain. Itu satu bentuk pelanggaran aturan KONI Palembang,” tegasnya.

Mestinya, kata Anton, mencomot atlet orang, harusnya dikonfirmasi terlebih dahulu dengan kontingen yang membawa atlet tersebut.

Namun Anton juga membuka “aib” bahwa di setiap penyelenggaraan Porprov main comot atlet daerah lain dengan mengimingi hadiah menggiurkan bagi atlet itu sendiri dan pelatih cabang olahraga yang bersangkutan. “Saya sangat kecewa !,” tegasnya.

Terkait masalah itu, Anton Nurdin sangat kecewa. Sebab, katanya, sikap seperti itu merupakan pelanggaran aturan dan sangat tidak profesional.
Dalam penyelenggaraan Porprov XIV Lahat tahun ini, kata Anton, memang untuk mencari bibit-bibit atlet yang berprestasi. Namun sayangnya, para atlet itu justru dijadikan ajang transaksional daerah yang malas membina atletnya, tapi ingin tampil juara di ajang Porprov tahun ini. “Benar-benar rusak,” tandasnya.

Contoh paling nyata adalah, atlet sepatu roda milik KONI Kota Palembang, yang ternyata sudah terdaftar di Kabupaten Musi Banyuasin. Lho, kok bisa begitu?

Kemudian, tambah Anton, pihak KONI Provinsi Sumatera Selatan mendiskualifikasi atlet tersebut, sehingga Reyhan tidak bisa ikut bertanding. “Padahal Reyhan itu atlet Sumatera Selatan di ajang nasional. Ini tak bisa dibenatkan,” tegasnya.
Menurut Anton, ada beberapa atlet dari cabang taekwondo, silat, dan atlet panjat tebing Kota Palembang yang dicomot daerah lain. Mereka disahkan untuk ikut bertandung. “Ini aneh dan tak masuk akal,” katanya.

Seharusnya, kontingen daerah lain itu menggunakan kesempatan Porprov ke-XIV Lahat, untuk membangkitkan prestasi atletnya secara sportif.

Sementara kuasa hukum KONI Kota Palembang Yani Bahtera SH MH dan rekan-rekannya sangat menyayangkan fakta tersebut.

“Main comot atlet orang lain itu tidak sportif dan tak profesional. Mereka seharusnya tidak memanfaatkan momen Porprov untuk mencari atlet-atlet dari daerah lain yang berpotensi bisa merebut medali. Ini tidak profesional,” ujar Yani Bahtera, menimpali.

Sehubungan adanya dugaan perpindahan atlet pencak silat yang tak prosedur tercanyum dalam THB. “Maka kami dari KONI Kota Palembang menyatakan protes atas keabsahan atlet yang akan ikut bertanding di Porprov Sumsel XIV tahun 2023.

Nama-nama atlet tersebut antara lain, di kelas A putra, atlet pra-PON Bengkulu yang mewakili Muaraenim, kelas E putra merupakan atlet pra-PON Bengkulu yang mewakili Muaraenim, kelas F putri merupakan atlet pra-PON Bengkulu yang membela Muaratara, kelas F putri pra-PON Bengkulu mewakili Muaraenim, dan atlet ISPI Kota Palembang Silvia Muharani justru membela Muaraenim. “Padahal kesertaan Silvia Muharani membela Muaraenim itu, tidak ada ini dari IPSI dan KONI Kota Palembang,” jelasya.

Selain itu, ada atlet IPSI Kota Palenbang yang membela Kabupaten Musi Banyuasin yang juga tidak ada izin dari KONI Kota Palembang, dan Erisa Edina Lentera, atlet IPSI Kota Palembang, ternyata bertanding membela Musibanyuasin.

“Kami minta agar panitia segera mengoreksi data atlet-atlet tersebut. Jika tak sesuai aturan THB, kami minta agar semua atlet itu didiskualifikasi. Kita jangan memelihara sikap yang tidak sportif,” tandasnya. (*)
laporan : anto narasoma