Masyarakat Sumsel Deklarasi Damai Tolak Intoleransi

PALEMBANG, SuaraSumselNews | Stakeholder dari berbagai kalangan melakukan deklarasi menolak intoleransi di Ballroom Aston hotel , Selasa (19/3). Deklarasi berupa penandatanganan secara bersama-sama yang intinya menolak segala bentuk Intoleransi terhadap kelompok masyarakat mana pun.

Deklarasi damai dari Masyarakat Sumatera Selatan yang menolak Intoleransi dalam kehidupan bermasyarakat serta menolak dijadikannya tempat ibadah sebagai sarana kampanye dalam menghadapi pemilu 2019 agar Provinsi Sumatera Selatan tetap aman, sejuk dan damai.

Acara diawali dengan Focus Group dengan tema Mencegah Intoleransi dengan Politik yang cerdas dan berdemokratis menjelang Pilpres dan Pilleg 2019.

Beberapa narasumber yang hadir yaitu Kaban Kesbangpol, Prof. Abdullah Idi, Dr. Zulfikri Sulaiman, M. Si dan Dr. Meita Istianda, M. Si. Sedangkan moderator Faturakhman, S. Sos.

Sebanyak 100 orang peserta yang hadir diantaranya dari mahasiswa intrakampus dan ekstrakampus antara lain, Badko HMI Sumbagsel, PMKRI, Gema Budhi, KAMMI, PGK dan beberapa BEM dari berbagai universitas di Palembang.

Sementara itu Kaban Kesbangpol, Prof. Abdullah Idi mengatakan, FGD ini bertujuan untuk saling bertoleransi dengan perbedaan.

“Hasil Facus Grup Discussion (FGD) bahwa, pentingnya toleransi karena tingkat perbedaan yang memang sudah ada. Dengan politik yang cerdas adalah politik yang tidak mementingkan ego sendiri dan dalam konteks politik yang berdemokratis adalah politik yang siap menang dan siap kalah, politik yang cerdas siap menerima perbedaan,” jelas Abdullah Idi. (rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar

  1. Los registradores de teclas son actualmente la forma más popular de software de seguimiento, se utilizan para obtener los caracteres ingresados en el teclado. Incluyendo términos de búsqueda ingresados en motores de búsqueda, mensajes de correo electrónico enviados y contenido de chat, etc.