Jadikan Biogas Metan dari Kotoran Manusia

BANYUASIN, SuaraSumselNews | Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta sengaja memilih wilayah Desa Sungsang I, II, III, dan IV Kabupaten Banyuasin untuk melakukan praktik Karya Kerja Nyata (KKN).

Kegiatan itu diproyeksikan mengembangkan potensi daerah agar dapat memajukan tarap hidup masyarakat setempat. Rektor UGM Yogyakarta, Prof Ir Panut Mulyono M Eng, D Eng, JPu, ASEAN Eng, mengatakan wilayah Desa Sungsang yang ada di tepian waliyah perairan sangat potensi untuk dianalisis secara keilmuan.

“Saya sangat bersyukur kepada Bapak Bupati Banyuasin H Askolani yang begitu antusias memberikan bantuan dan fasilitas yang dibutuhkan anak-anak mahasiswa kita ketika bersosialisasi dengan dengan masyarakat Desa Marga Sungsang,” ujar Panut Mulyono, di Masjid Babussalam Desa Sungsang III, Kabupaten Banyuasin, Minggu (23/2/2022)

Menurut Rektor UGM tersebut, selama mereka ber-KKN di Sungsang, mahasiswanya melakukan penelitian terhadap sikap masyartakat setempat dengan tradisi yang unik dan menarik. Apalagi masyarakat setempat masih bersikap membuang sampah dan kotoran manusia sembarangan di kawasan air wilayah itu.

“Ini sangat tidak menguntungkan alam dan lingkungan setempat. Karena itu anak-anak kita mencoba melakukan analisis untuk memanfaatkan situasi agar bisa memberi keuntungan secara tradisi dan finansial bagi masyarakat kita,” ujar Panut.

Menurut dia, kebiasaan membuang kotoran dan sampah di kawasan perairan di lingkungan kehidupan masyarakat setempat, sangat tak menguntungkan. Selain berbahaya bagi kesehatan, tumpukan sampah bisa merusak wahana lingkungan hidup. Karena itu Panut Mulyono menganjurkan mahasiswanya agar bisa melakukan sosialisasi ke masyarakat agar mereka mampu memperbaiki pola pikir dan kebiasaan sehari-hari.

“Kita mengharapkan Pak Bupati agar beliau bisa membangun gedung penelitian sampah, agar kotoran manusia dan hewan dapat dijadikan biogas yang dapat memberi keuntungan finansial bagi generasi muda setempat,” kata Rektor UGM tersebut.

Untuk periode awal, kata Panut, aktivitas KKN mahasiswa UGM itu bekerjasama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang. Kerjasama itu, katanya, dilakukan untuk saling memberi keuntungan di bidang ilmu pengetabuan.

Menurut dia, dari penelitian yang dilakukan mahasiswa UGM bersama anak-anak UIN di wilayah Sungsang, bisa menghasilkan nilai terbaik di bidang ilmu pengetahuan terkait kepentingan biogas dari kotoran manusia dan hewa.

“Dari hasil penelitian selama ini didapatkan tingginya tekanan gas metan pada sentral septik-teng. Ini merupakan akumulasi adanya keuntungan bagi masyarakat yang dapat digunakan bagi kebutuhan sehari-hari. Apalagi untuk penggunaan minyak bumi sudah mulai habis. Gas dari kotoran manusia inilah yang bisa kita manfaatkan untuk menggantikan posisi minyak bumi yang sudah mulai berkurang,” kata Panut Mulyono.

Terkait adanya upaya untuk membangun gedung penelitian bagi penggunaan biogas tersebut, pihaknya telah memberikan 1000 sak semen dari PT Semen Baturaja. “Semoga ini berguna bagi tujuan yang baik itu,” pungkas Panut Mulyono. (*)

Laporan Dede Hidayat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *