Diluncurkan, 36 Cerita Anak Berbahasa Daerah

Balai Bahasa Sumsel Lestarikan Budaya Lokal

PALEMBANG, SuaraSumselNews — Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan menggelar Diseminasi Produk Penerjemahan di Gedung Guru Sumatera Selatan, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Palembang, Jumat (29/11).

Kegiatan ini menjadi momen peluncuran 36 naskah cerita anak berbahasa daerah yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Khusus untuk level pembaca B1.

Proses Panjang Peluncuran Naskah

Mulawarman, Koordinator KKLP Penerjemahan Balai Bahasa Sumatera Selatan, menjelaskan bahwa 36 naskah ini bukan hasil kerja internal, melainkan karya pemenang sayembara yang digelar pada Februari 2024.

Sayembara tersebut diikuti oleh 125 penulis, dan setelah proses seleksi ketat, terpilih 36 naskah terbaik.

Namun, perjalanan naskah-naskah tersebut tidak berhenti di sayembara. Pemenang diwajibkan mengikuti bimbingan teknis (bimtek) penulisan untuk menyempurnakan karya mereka. Setelah itu, naskah melalui tahapan penyuntingan, ilustrasi, tata letak, hingga uji keterbacaan.

“Uji keterbacaan dilakukan untuk memastikan buku ini sesuai dengan target pembaca, yaitu anak-anak level B1. Kami melibatkan guru dan siswa dalam proses ini untuk menilai kelayakan bacaan sebelum akhirnya diluncurkan,” jelas Mulawarman.

Enam Bahasa Daerah Dilestarikan

Naskah-naskah ini berasal dari enam bahasa daerah di Sumatera Selatan, yaitu:
1. Bahasa Melayu Komering.
2. Bahasa Ogan.
3. Bahasa Lematang.
4. Bahasa Kayu Agung.
5. Bahasa Pedamaran.

Buku-buku tersebut disusun tidak untuk tujuan komersial, melainkan untuk mendukung literasi dan pelestarian bahasa daerah.

Buku ini dapat diakses secara gratis melalui laman khusus yang disediakan Balai Bahasa dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Dukungan Dinas Perpustakaan Provinsi.Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan, Muhammad Zaki Aslam, S.IP., M.Si., menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Ia menegaskan pentingnya melestarikan bahasa daerah sebagai warisan budaya.

“Kegiatan seperti ini sangat baik. Bahasa adalah bagian penting dari budaya kita, dan tugas kita untuk melestarikannya. Harapan kami, cerita-cerita rakyat dari berbagai daerah dapat terus diangkat dan disebarluaskan, tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi juga hingga kabupaten dan kota,” ungkap Zaki.

Harapan untuk Masa Depan

Melalui program ini, Balai Bahasa Sumatera Selatan berkomitmen untuk menjaga keberagaman bahasa dan budaya lokal.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan mempelajari bahasa daerah.

“Mudah-mudahan melalui buku-buku ini, kita bisa memperkenalkan cerita rakyat dan adat istiadat Sumatera Selatan kepada khalayak luas, sehingga budaya kita tetap lestari di tengah perkembangan zaman,” tutup Zaki.

Dengan peluncuran 36 naskah cerita anak berbahasa daerah ini, Balai Bahasa Sumatera Selatan kembali menunjukkan perannya dalam mengembangkan literasi dan menjaga warisan budaya untuk masa depan. (*)