BI Laporkan Pertumbuhan Ekonomi Sumsel dan Inflasi yang Terkendali

PALEMBANG, SuaraSumselNews | SELAIN inflasi yang masih terkendali, pertumbuhan ekonomi Sumsel pada triwulan I 2022 tercatat tumbuh sebesar 5,15% (yoy).  BI bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi Sumsel triwulan II 2022 dapat lebih tinggi.
 
Hal ini berdasarkan Laporan Perkembangan Ekonomi Provinsi Sumsel yang dilaporkan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumsel kepada Gubernur Sumsel H. Herman Deru pada pekan kemarin.
 
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Erwin Soeriadimadja melalui laporan yang disampaikannya ke Gubernur Sumsel H. Herman Deru menerangkan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumsel pada triwulan I 2022 tercatat tumbuh 5,15% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbhhan triwukan sebelumnya yang sebesar 5,12% (yoy). 
 
Dari sisi pengeluaran, pemulihan ekonomi pada triwulan I 2022 terutama didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 6,19% (yoy) seiring peningkatan mobilitas masyarakat yang diikuti oleh akselerasi proses vaksinasi. 
 
Hasil survei BI menurutnya juga mengindikasikan perbaikan ekonomi yang ditandai dengan peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada level optimis sebesar  124,22 di triwulan I 2022. Sementara dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan ekonomi Sumsel didorong oleh perbaikan kinerja LU pertanian, kehutanan dan perikana  yang tumbuh sebesar 4,47%( yoy) pasca peningkatan produksi karet dan produk holtikultura serta LU perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobik dan sepeda motor dengan pertumbuhan sebesar 9,23% (yoy) pasca peningkatan aktivitas masyarakat ke tempat umum dan berlanjutnya relaksasi stimulus PPnBM oleh pemerintah. 
Pertumbuhan ekonomi ini juga sejalan dengan peningkatan jumlah uang kartal yang beredar di masyarakat Sumsel yang terindikasi dari peningkatan jumlah uang kartal yang beredar di masyarakat Sumsel yang terindikasi dari peningkatan uang keluar (outflow) dari BI. 
Pada triwulan 1 2022, ouflow uang kartal meningkat sekitar 8,5% dibandingkan triwulan yang sama  pada tahun sebelumnya yakni sekitar Rp2,7 triliun menjadi sekitar Rp3,0 triliun. 
 
” Ke depan, pertumbuhan ekonomi Sumsel di triwulan II 2022 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2022 yang dipengaruhi oleh masuknya periode bulan Ramadhan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Idul Fitri serta penghapusan kebijakan PPKM,” imbuhnya.
 
Dari sisi LU, perbaikan ekonomi Sumsel pada triwulan II 2022 diperkirakan bersumber dari peningkatan kinerja LU pertanian, kehutanan dan perikanan memasuki musim panen serta LU perdagangan besar dan eceran di tengah pelonggaran kebijakan mudik saat HKBN. 
 
Dalam laporan itu juga dijelaskan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumsel pada bulan April 2022 mengalami inflasi sebesar 0,96% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,69% (mtm). Perkembangan  ini terutama dipengaruhi oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau serta transportasi. 
 
“Kedepan pengendalian inflasi terus dilakukan oleh TPID Provinsi Sumsel dan kabupaten/kota dengan berpedoman pada strategi pengendalian inflasi 4K (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif),” jelas Erwin dikutip dari laporan perkembangan ekonomi Provinsi Sumsel. 
 
Terkait inflasi Provinsi Sumsel secara keseluruhan tahun 2022 diperkirakan kembali meningkat namun masih terkendali dan berada pada rentang sasaran target inflasi nasional 3,0 plus minus 1%. 
 
Adapun tekanan inflasi diperkirakan bersumber dari pulihnya permintaan masyarakat sebagai dampak dari meningkatnya mobilitas masyarakat di tengah pelonggaran kebijakan pembatasan. Peningkatan mobilitas masyarakat juga berpotensi mendorong peningkatan harga angkutan udara.(ril/win)
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *