PALEMBANG, SuaraSumselNews | Revitalisasi gedung Pasar 16 Ilir dinilai pedagang kaki lima hanya menciptakan “neraka” yang membuat kisruh. Akibatnya, pedagang terancam tak bisa berjualan seperti biasa.
Terkait persoalan rakyat kecil di lapangan, anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palembang Muhammad Arfani turun tangan untuk menyejukkan suasana.
Mendampingi keresahan pedagang kaki lima di lapangan, Arfani, memgatakan bahwa pendampingan terhadap para pedagang itu merupakan bentuk perhatian dan tanggung jawab wakil rakyat bagi masyarakat pedagang.
“Tujuan kedatangan kami ini merupakan bentuk keprihatinan terhadap pedagang pasar 16 Ilir yang terdampak buruk bagi revitalisasi gedung pasar ini,” kata Muhammad Arfani, dengan mimik prihatin.
Menurut Arfani, program reviitalisasi itu baik. Bahkan untuk mengembangkan sektor ekonomi masyarakat, revitalisasi gedung sangat bermanfaat.
“Namun realisasinya harus seimbang dengan memperhatikan nasib para pedagang kecil yang ada di sekitarnya,” tukas Arfani.
Menurut dia, siapapun pasti menyukai rencana Pemkot Palembang untuk meningkatkan eksistensi pasar 16 Ilir. “Hanya saja, untuk melakukan itu, Pemkot Palembang tidak melakukannya secara tergesa-gesa, sehingga nasib pedagang seolah diabaikan,” tegasnya.
Di hadapan para pedagang, Arfani dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menganjurkan agar Pemkot dan pedagang bisa menghindari konflik sosial. Kalau perlu, kata Arfani, Pemkot Palembang harus berdialog mesra secara langsung dengan semua pihak, terutama kepada para pedagang.
Ia juga menyatakan bahwa untuk mencari solusi yang baik ia mengajak pedagang dan Pemkot Palembang berdialog langsung untuk menemukan solusi yang baik agar diperoleh jalan keluar dari konflik tersebut.
Menjawab pertanyaan pedagang apakah Arfani memiliki solusi untuk menyelesaikan persoalan itu, anggota Komisi II itu menyatakan, sudah memiliki solusi sembari menunggu rapat resmi dengan pemerintah.
“Yang jelas, sebagai wakil rakyat, kami tak hanya menjadi fasilitator semata, namun solusi itu akan kita ungkapkan di dalam rapat agar tak terjadi kesimpangsiuran pendapat,” ujar Arfani.
Turut mendampingi Arfani pada pagi subuh itu antara lain, Charma Apriyanto, Ki Edi Susilo, Kang Asep, Andi Leo, dan sejumlah tokoh lainnya. (*)
Laporan Anto Narasoma