Orangtuanya Seorang Sopir dan Ibunya Guru Ngaji
PALEMBANG, SuaraSumselNews — AWAL Tahun ajaran baru 2025/2926 seluruh orang tua murid yang lulus, tentunya berharap anak mereka dapat melanjutkan pendidikan dan diterina sesuai keinginan anak untuk melanjutkan pendidikan yang lebih baik.
Buktinya, jika puluhan ribu rekannya harus berjibaku ikut tes masuk perguruan tinggi, tidak dengan Fahmi Wijaya. Siswa SMA Negeri (SMAN) Sumatera Selatan (Sumsel) ini berhasil diterima di 8 kampus top luar negeri dan 2 universitas dalam negeri. Bagaimana bisa?
Fahmi, demikian dia akrab disapa, merupakan anak tunggal dari pasangan suami istri, Hendy Wijaya dan Henny Haryanti. Sang ayah (Hendy), kesehariannya bekerja sebagai sopir. Sedangkan ibunya (Henny) seorang ustazah, mengajar ngaji.
Terlahir dari keluarga yang sederhana, tak menjadikan Fahmi minder dan menerima nasib. Justru dia berusaha keras untuk menggapai mimpinya. Dia ingin bisa membahagiakan orang tuanya melalui jalur pendidikan. Untuk bisa kemudian diterima 8 kampus luar negeri dan 2 perguruan tinggi dalam negeri, tentu tidak seperti membalikkan telapak tangan.
“Sebelumnya saya mempersiapkan diri dengan ikut bimbingan sebagai penerima Beasiswa Indonesia Maju Angkatan 4,” ujar Fahmi yang lahir di Palembang ini ramah. Se-Indonesia, ada 350 anak berprestasi yang diterima sebagai awardee Beasiswa Indonesia Maju. Salah satu yang terpilih adalah Fahmi. Dia mendapatkan program persiapan S1 Luar Negeri dari Kemendikbudristek pada 2023 lalu.
Remaja yang hobi membaca ini ikut bimbingan untuk kemudian bisa mendaftar pada beberapa universitas top di luar dan dalam negeri. Ia lakukan itu setelah konsultasi dengan orang tua, guru dan konselor. “Proses menjadi salah satu dari 350 anak terpilih harus melalui beberapa tahap seleksi. Seperti kurasi prestasi yang diakui Puspresnas, essai motivasi dan komitmen, serta sertifikasi Bahasa Inggris,” uturnya.
Selama mengikuti program persiapan sebagai penerima Beasiswa Indonesia Maju Angkatan 4, Fahmi mendapat banyak wawasan baru. Salah satunya terkait seminar universitas ternama di luar negeri yang tersebar pada beberapa benua. Persiapan yang harus dilakukan seperti English Proficiency Test, Achievement, Scholastic Aptitude Test, Motivation Essays dan lainnya.
Salah satu prestasinya, berpartisipasi dalam summer camp program Robotics Manufacturing System Training yang diselenggarakan di Surabaya pada Agustus 2024 oleh PT Handal Yesindo Sejahtera dan Universal Robots. Ada 19 siswa berprestasi lain yang ikut summer camp tersebut.
Masih dalam usahanya mendapatkan kesempatan kuliah di luar negeri, Fahmi bersama 4 temannya menginisiasi proyek sosial untuk masyarakat yang bernama eco-sionic. Proyek ini berfokus pada gerakan mandiri pangan melalui sistem aquaponik dan hidroponik tanaman holtikultura.
Proyek ini juga bekerja sama dengan Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Selatan dan Balai Pengembangan Benih dan Bibit. “Pada Desember 2024 proyek ini mendapatkan nominasi ‘Breaking Big’ dari Kemendiktiristek dalam acara Gelar Karya Prestasi Anak Bangsa,”jelasnya dengan penuh semangat.
Setelah itu, Fahmi mulai mendaftar di beberapa universitas pada awal 2025. Awalnya dia terkendala nilai IELTS. Ada section yang nilainya kurang untuk apply di universitas luar negeri. Dia tak putus asa.
Fahmi lalu memutuskan untuk apply conditional LoA terlebih dulu di beberapa universitas. “Kemudian melakukan retake IELTS dibantu bimbingan dari keluarga, teman-teman, guru-guru, konselor sekolah, kakak alumni, dan konselor dari luar instansi sekolah,”ungkap dia.
Setelah melalui serangkaian perjuangan yang tidak mudah, Fahmi menuai hasil yang membanggakan. “Alhamdulillah-nya akhirnya bisa mendapatkan 8 LoA kampus luar negeri yang tersebar di 4 negara,” beber Fahmi. Rinciannya, Bach Computer Science-Monash University Austalia, Bach Aerospace Engineering-Monash University Amerika.
Kemudian, Dipl Engineering & Bach Engineering-Monash University Australia dan Bach Computer Science-Curtin University Australia. Lalu, Bach Computer Science (Major) Mathematics(Minor)-Alberta University+Awards Alberta Scholarship ($10000 CAD) di Canada.
Selanjutnya, Bach Computer Information System-North Carolina Wesleyan University+Financial Aid Award ($30984) Amerika Serikat. Selain itu, Bach Computer Science-Computer Science and Engineering Malaya University Malaysia dan terakhir, Bach Computer Science-Uni Putra Malaysia.
“Saya juga diterima pada dua universitas dalam negeri yakni jurusan Teknik Perminyakan Institut Teknologi Sains Bandung serta Perbankan dan Keuangan Universitas Airlangga,” tuturnya.
Saat ditanya mengenai impian dan cita-citanya dia mengaku ingin menjadi seseorang yang berguna bagi banyak orang.
“Saya ingin menjadi seseorang yang bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi orang lain di sekitar saya dengan apa yang saya punya. Untuk jangka panjang saya bermimpi suatu saat nanti bisa menjadi bagian dari Kementerian Pendidikan,” tandas Fahmi yang menyandang sabuk cokelat Kyu 2 Karate ini.
Ada 45 prestasi yang berhasil diraihnya sejak 2022 hingga tahun ini.
Yang pertama kali didapatnya untuk tingkat Internasional sejak sekolah di SMAN Sumsel yakni Bronze Medal dari ajang Karangturi International Science and Entrepreneurship Fair (2023). Salah satu prestasi tingkat nasional yakni Gold Medal, National Science & Language Competition II-2024. Terakhir di tahun ini, Academic Awardee-2025. (se/**)