PALEMBANG, SuaraSumselNews – SEJUMLAH titik Pedagang Kaki Lima (PKL) di bawah Jembatan Ampera Palembang diberi garis pembatas sebagai tanda pedagang dilarang berjualan di area tersebut.
Dan kejadian itu terjadi setelah adanya penertiban lapak-lapak liar milik Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan tersebut oleh Pemerintah Kota Palembang, beberapa malam lalu.
Dari pantauan media ini hingga Rabu sore (30/4) garis pembatas dipasang mulai dari kawasan masuk 16 Ilir dan di bawah Jembatan Ampera. Biasanya, di area itu ada pedagang buah dan perdagangan mainan serta pempek tumpah. Namun sejak diberi garis pembatas, semua terlihat rapi dan bersih.
Meski begitu, masih ada juga PKL yang nekat berjualan di bawah Jembatan Ampera meski sudah diberi garis pembatas. Salah satu pedagang yang ditertibkan yakni sejumlah pria yang kesehariannya berdagang buah mengaku kebingungan mencari lapak untuk bisa kembali berjualan.
Para pedagang itu berharap pemerintah memberikan solusi agar setelah ditertibkan bisa mendapat tempat berjualan lagi. “Pak Wali Kota, mohon solusinya kalau sudah ditertibkan,” kata mereka dengan penuh harap.
Senada dengan meteka, ada pedagang pempek tumpah di Pasar 16 Ilir juga kebingungan mencari tempat untuk berjualan.
“Setelah ditertibkan kami bingung untuk mencari tempat berjualan. Sudah ke sana kemari ternyata sudah ada orangnya (lapak lain). Ya anak dirumah mau makan dan sekolah, kalau tidak jualan gimana jajan mereka besok,” kilah pedagang pempek ini.
Senada dengan pedagang pempek lain Bu Nur yang biasa berjualan pempek tumpah di kawasan 16 Ilir. Ia kebingungan mencari lokasi berjualan yang baru setelah ditertibkan.
“Kami masih menunggu solusi pemerintah di mana kami bisa berjualan. Dari dulu kami jualan di sini tapi sekarang sudah tidak bisa lagi,” katanya.
Sementara itu, salah satu tukang parkir di kawasan 16 Ilir Pelambang Rusli (31) mengakui penertiban PKL dilakukan di bawah Jembatan Ampera dan diberi garis pembatas.
“Setelah penertiban kemarin para pedagangnya tidak terlihat lagi, mungkin jualan di tempat lain,” urainya.
Sebelumnya diberitakan, Pemkot Palembang melalui petugas gabungan dari berbagai instansi menertibkan lapak-lapak liar milik Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang.
“Fokus utama kita malam ini adalah membersihkan saluran air yang tertutup oleh lapak pedagang,” ujar Asisten I Pemerintah Kota Palembang Heri, Rabu (30/4).
Heri menjelaskan, penertiban ini tidak akan berlangsung sekali saja, melainkan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.
“Malam itu, semua saluran air yang sebelumnya tersumbat oleh sampah dan bangunan liar sudah kita bereskan, kemudian langsung disemprot oleh petugas Damkar untuk memastikan alirannya kembali normal. Pada malam-malam selanjutnya,” ungkapnya.
“Selanjutnya giliran badan jalan yang akan dikembalikan fungsinya agar bisa dilalui kembali oleh kendaraan, termasuk angkutan kota,” sambungnya.
“Kalau dilakukan siang hari, tentu akan menyulitkan karena banyak pedagang masih beraktivitas,” jelasnya.
Meski bersikap tegas, Pemkot Palembang tetap berkomitmen untuk tidak mematikan mata pencaharian para pedagang. Menurut Heri, pihaknya telah berkoordinasi dengan PD Pasar untuk menata ulang lokasi berjualan para PKL agar lebih tertib dan manusiawi.
“Kami akan mencarikan solusi terbaik. Tidak ada niat menghilangkan rezeki para pedagang. Justru kita ingin memberikan tempat yang lebih layak,” tegasnya. (*)