Pedagang Akui Omzet Anjlok Adanya Revitalisasi Pasar 16 Ilir

PALEMBANG, SuaraSumselNews | Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sumsel dengan PT BCR terkait harga sewa kios Pasar 16 Ilir hingga kini tak kunjung temui titik terang.

Buktinya, imbas polemik revilatiasi Pasar 16 Ilir, sejumlah pedagang mengaku omzet mereka kian hari makin anjlok.
Hal tersebut diketahui usai sidang lanjutan gugatan APSSI Sumsel dengan agenda pembuktian surat dari penggugat di PN Palembang, Selasa lalu (6/2).

Kuasa Hukum APPSI Sumsel, Afdhal Azmi Djambak mengatakan pada sidang kali ini pihaknya menunjukkan 7 bukti surat dari penggugat. Total ada 7 bukti surat yang dilampirkan pada sidang tersebut.

“Kita sudah bersurat bahkan hingga ke pembina APSSI pak Prabowo untuk melaporkan polemik yang terjadi. Dampak dari hal ini omzet pedagang makin merosot,” ujarnya..

Ia menjelaskan, situasi Pasar 16 Ilir Palembang saat ini sangat luar biasa ketegangannya. Beberapa kejadian terjadi seperti penutupan hingga dugaan pengerusakan kios oleh oknum tidak dikenal membuat pembeli makin sungkan datang ke pasar yang berimbas kepada anjloknya omzet pedagang.

APSSI Sumsel sendiri berharap adanya kelonggaran dari PT BCR terkait harga sewa kos. Mereka sudah mengajukan penawaran harga sewa kios ukuran 2×2 meter seharga Rp 60 juta. Tetapi dari pihak PT BCR menegaskan harga kios sebesar Rp 180 juta ukuran 2×2 meter.

“Mohon harga sewa kios ini dapat ditinjau kembali, kasihan para pedagang omzetnya makin jatuh hingga 70 persen,” jelasnya.

Sekretaris APSSI Sumsel, Irwansyah Masri menambahkan, pihaknya dalam waktu dekat akan ngadu ke Wali Kota Palembang terpilih, Ratu Dewa. Menurutnya, Ratu Dewa sudah sangat memahami kondisi Pasar 16 Ilir Palembang.

“Ratu Dewa sangat tahu kondisi saat ini, tentu kita dalam waktu dekat ini akan ngadu ke Wali Kota Palembang terpilih,” tegasnya.

Dan berharap, setelah dilakukannya silaturahmi dengan Ratu Dewa Wali Kota Palembang terpilih dapat membuat kebijakan yang pro kepada para pedagang Pasar 16 Ilir Palembang. Karena dengan kondisi sekarang ini pedagang sangat sulit untuk menghadapi perekonomian saat ini.

“Daya beli masyarakat sudah jauh berkurang, kondisi Pasar 16 Ilir sudah tidak sama seperti dahulu. Kalau dulu pusat perekonomian, sekarang penglaris saja susah,”papar Irwansyah dengan berdahaja itu. (sp/*)