PALEMBANG, SuaraSumselNews | Menteri Agama Nasaruddin Umar meresmikan Masjid Al Abduh di Palembang. Masjid itu merupakan wakaf keluarga almarhum Muhammad Abduh, pendakwah asal Tanjung Sakti, Lahat, Sumsel.
Masjid megah berwarna putih dengan ornamen kuning keemasan itu dibangun oleh anak, menantu, cucu dan keluarga Mohammad Abduh. Beliau adalah putra kelahiran Tanjung Sakti, 18 September 1938 silam.
Mohammad Abduh adalah putra ke dua dari lima bersaudara. Beliau juga tercatat sebagai anak aktivis Muhammadiyah, pejuang veteran di Tanjung Sakti dan pendakwah yaitu Ki Agus Kosim Thaib.
Anak kedua Mohammad Abduh, Irjen Mohammad Iqbal mengungkap perjuangan semasa hidup sang bapak. Pahit manisnya kehidupan dilalui sejak remaja hingga bisa meraih gelar sarjana hukum di Universitas Sriwijaya.
“Perjalanan almarhum bapak tidak enteng, keras betul hidupnya. Berniaga jualan kue, semir sepatu, dan ikut semua saudara untuk berjuang hidup saat itu,” kata Irjen Iqbal yang menjabat sebagai Kapolda Riau saat peresmian Masjid Al Abduh, Sabtu kemarin (21/12).
Menag Nasaruddin Umar (tengah) saat mengahdiri peresmian Masjid Al Abduh yang ada di Palembang.
Tidak hanya aktif di organisasi kampus dan kepemudaan, Mohammad Abduh juga aktif sebagai pengurus masjid dan musala. Itu sebagai bentuk kecintaannya kepada rumah ibadah umat muslim.
Tahun 1967, Mohammad Abduh akhirnya melabuhkan hati dan menikah dengan Siti Muslaini. Dari bahtera rumah tangga tersebut Mohammad Abduh dan Siti Muslaini dikaruniai lima orang anak yakni Novi Rahmi, Irjen Mohammad Iqbal, Imam Al Farabi, Muhammad Haikal, dan Aga Khan.
“Saya ingat betul, saat masih hidup selalu ramai betul kantornya di Pemprov. Saya tanya ‘Bapak kok selalu ramai betul kantornya’. Bapak jawab ‘kita hidup harus saling tolong menolong dan berbuat baik saja’,” ucap Iqbal menirukan kalimat dari sang bapak kala itu.
Menag Resmikan Masjid Al Abduh di Palembang, Kagum Lihat Niat Wakaf-Kemegahan
Pada tahun 1990, Mohammad Abduh pun memutuskan membeli sebidang tanah di Kecamatan Sematang Borang Palembang, dari hasil tabungan penggilingan padi.
Sebelum wafat, Mohammad Abduh berpesan kepada seluruh anaknya agar suatu saat nanti di lahan itu dibangun masjid.
Setelah 34 tahun berlalu, bangunan megah masjid akhirnya berdiri kokoh di lahan tersebut. Masjid Al Abduh yang dibangun secara gotong royong oleh anak, cucu, dan keluarga diresmikan Menteri Agama Nasaruddin Umar. pada Minggu setelah diinisiasi sang ibu Siti Musliani pada tahun 2022 silam.
“Masjid Al Abduh ini kami bangun gotong royong, anak, mantu, cucu sampai menyusun bata dan hari ini Bapak Menteri juga hadir. Kalau kita hitung dari awal pembebasan lahan sampai hari ini lebih kurang 3 tahun selesai,” kata Irjen Iqbal di lokasi.
Menteri Agama RI Nasaruddin Umar meresmikan Masjid Al-Abduh di Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Masjid Al Abduh memiliki 1 kubah besar, dan 5 kubah kecil. Hal itu memiliki filosofi ‘Lima orang anak yang selalu melindungi dan menyayangi orang tuanya.
Bahkan dalam prasasti peresmian yang diteken Menag Nasaruddin Umar tertulis ‘Masjid Al Abduh dibangun sebagai penghormatan yang tulus, cinta yang tak akan terhapus, dan doa yang tak pernah terputus dari istri, anak, menantu dan cucu sebagai wujud amal jariyah untuk almarhum Bapak Mohammad Abduh’.
Nasruddin pun terlihat takjub melihat bangunan masjid megah berdiri di wilayah Sematang Borang, Palembang. Tatapannya melihat sejumlah sudut bangunan masjid yang sudah direncanakan dibangun sejak tiga tahun silam.
“Barang siapa membangun masjid, maka akan dibangunkan istana nanti di surga. Saya menyaksikan dari luar tadi, ini ada masjid semegah ini,” kata Menag Nasruddin dalam sambutannya.(dt/*)