Pengkhianatan Hasil Rakerprov atau Kesalahpahaman?
PALEMBANG, SuaraSumselNews | MEMANG polemik mengenai penetapan tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XV Sumatera Selatan 2025 sepertinya kian memanas.
Toh keputusan yang sebelumnya telah ditetapkan dalam Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) KONI Sumsel pada 7 Desember 2024 untuk menunjuk dua tuan rumah, yakni Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dan Kota Palembang, kini mendapat sorotan tajam.
Namun, dalam perkembangan terbaru, pernyataan Wakil Ketua Umum I KONI Sumsel, Dr. Arianto, MPd, pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) KONI Muba di Sekayu, Rabu (18/12), justru menyebut bahwa Kabupaten Muba akan menjadi tuan rumah tunggal Porprov dan Pekan Paralimpik Provinsi (Peparprov) 2025.
“Isu tuan rumah bersama dengan Kota Palembang tidak benar,” tegasnya.
Pernyataan ini langsung menuai kritik dari sejumlah pihak. Salah satunya Ketua Umum Wushu Indonesia (WI) Sumsel, Muhammad Asrul Indrawan. Melalui pesan singkat WhatsApp, Asrul menyebut langkah KONI Sumsel tersebut sebagai bentuk pengkhianatan terhadap hasil Rakerprov.
“Mengkhianati Keputusan Forum Tertinggi” dan menurut Asrul, keputusan Rakerprov merupakan forum tertinggi dalam organisasi KONI. “Hasil Rakerprov sudah jelas menetapkan dua tuan rumah, yakni Kota Palembang dan Muba.
Namun, dengan mudahnya keputusan tersebut diubah begitu saja. Ini menunjukkan ketidakseriusan pengurus KONI Sumsel dalam mengelola organisasi,” kritik Asrul.
Ia juga menuding pengurus KONI Sumsel saat ini tak memprioritaskan kemajuan olahraga di Sumsel.
“Ini berbahaya untuk masa depan olahraga kita.Saya yakin dalam waktu dekat, para pengurus cabang olahraga akan bersuara lebih lantang,” tegasnya.
Konflik Kepentingan di balik penetapan tuan rumah
situasi ini memunculkan spekulasi adanya konflik kepentingan di tubuh KONI Sumsel.
Keputusan yang berubah-ubah dinilai mencederai kepercayaan para pengurus cabang olahraga (cabor) dan dapat merusak persiapan Porprov XV Sumsel 2025.
Dengan adanya polemik ini, para pemangku kebijakan diharapkan segera duduk bersama untuk menyelesaikan konflik agar tidak mengganggu jalannya persiapan Porprov.
Publik kini menanti kejelasan: Apakah Muba benar akan menjadi tuan rumah tunggal, atau Kota Palembang tetap dilibatkan sesuai hasil Rakerprov (?).
Porprov XV Sumsel 2025 yang seharusnya menjadi ajang pembinaan olahraga kini terancam menjadi arena konflik internal KONI Sumsel. Akankah masalah ini segera diselesaikan, atau justru berlarut-larut dan merugikan olahraga di Bumi Sriwijaya(?). (*)