Deadlock Rakerprov KONI Sumsel, 44 Cabor Ajukan Mosi tak Percaya

PALEMBANG, SuaraSumselNews | Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Selatan berakhir dengan kebuntuan, Sabtu kenarin (7/12).

Rapat yang digelar di Hotel Emilia, Palembang, itu memanas setelah pimpinan rapat meninggalkan ruangan, memaksa jalannya sidang diambil alih oleh perwakilan cabang olahraga (cabor) dan KONI Kabupaten/Kota.

Pengambil alih rapat di antaranya Wirayudha (bola tangan), Suparman Roman (IODI), Ruli (judo), dan Dante (SIWO).

Mereka sepakat untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan KONI Sumsel. Dukungan datang dari 40 cabor dan 12 KONI Kabupaten/Kota.

“Kami akan segera mengoordinasikan mosi ini dengan KONI pusat,” tegas Suparman Roman.

Kritik terhadap pengelolaan KONI Sumsel bermula dari tuntutan transparansi kinerja dan audit keuangan setahun terakhir. Perwakilan cabor, Lidayanto, menyebut permintaan itu tidak direspons memuaskan.

Sekretaris Squash, Wastu, menilai ketidakhadiran Ketua Umum KONI Sumsel, Gunhar, menjadi pemicu utama.

“Kehadiran Ketua Umum itu penting untuk mengevaluasi program kerja. Tanpa beliau, Rakerprov kehilangan arah,” ujarnya.

Ketua Umum WI Sumsel, Muhammad Asrul Indrawan, menyebut krisis kepercayaan terhadap KONI Sumsel sudah tidak dapat diredam.

Ia mendorong agar segera digelar Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa (Musorprovlub).

“Musorprovlub adalah solusi terbaik untuk mengevaluasi kepemimpinan KONI Sumsel, apalagi mengingat hasil PON Aceh-Sumut yang mengecewakan,” kata Asrul.

Sekretaris Umum KONI Sumsel, H. Tubagus Sulaiman, SH., MH., menyampaikan bahwa rapat sebenarnya dijadwalkan selesai pukul 12.00 siang.

“Acara kita memang selesai sampai jam 12,” tulisnya dalam pesan WhatsApp.

Desakan dari 44 cabor dan 12 KONI daerah untuk Musorprovlub menempatkan masa depan KONI Sumsel di ujung tanduk.

Langkah penyelesaian konflik ini diharapkan dapat segera diambil demi keberlanjutan prestasi olahraga Sumatera Selatan. (se/*)