Sosok Satpam Antoni Umar, Ayah Bagi Para Pendaki Gunung Dempo

Penulis : Andy Noviansyah

Hingga saat ini masih banyak orang maupun mahasiswa pencinta alam yang masih sangat mengenal sosok Satpam yang satu ini, pria kelahiran Musi Banyuasin pada 3 Maret 1943, telah mengabdikan dirinya sebagai penjaga Pabrik teh PTPN VII Kota Pagaralam dari tahun 1969, dia dikenal dengan sosok yang periang, ramah dan suka sekali bercanda, walau begitu dia merupakan sosok kepribadian yang sangat disegani di kalangan pecinta alam, khususnya Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam), Juga di lingkungan tempat kerjannya dia sering dia dipanggil dengan sebutan Ayah Anton (Antoni Umar).

Setiap pecinta alam yang akan melakukan pendakian ke gunung Dempo pastilah akan mampir ke kediaman Ayah Anton, untuk bersilaturahmi, meregistrasi perizinan, ataupun ngecamp di kediaman-nya, dimana Ayah Anton mendirikan bangunan di belakang rumahnya sebuah basecamp untuk para pendaki.

Ayah Anton adalah orang yang sangat menyukai dunia pecinta alam, khususnya di bidang pendakian gunung, namun dibalik kecintaannya terhadap para pendaki gunung Dempo Ayah Anton merupakan sosok pekerja sebagai tenaga Security di Pabrik Teh PTPN VII Kota Pagaralam.

Awal Karir Sebagai Satpam dan Pencinta Alam

Dimasa mudanya Ayah Anton sudah berkelana melakukan pendakian khususnya gunung-gunung yang ada di Indonesia. Masih teringat kata-katanya saat pertama kali jumpa dengan dirinya. “Saya sangat menyukai pendakian gunung, pada masa muda dulu hampir setiap bulan saya melakukan pendakian gunung yang ada di Indonesia karena itu adalah hobiku,” ungkapnya sambil tertawa riang memecah keheningan malam saat itu.

Sangking hobi nya di dunia pecinta alam, ayah Anton termasuk 1 (Satu) dari 8 (Delapan) orang yang mendirikan komunitas pecinta alam Wighma Mangala pada Maret 1979 di Palembang, dan KPA tersebut masih aktif sampai sekarang.

Selama melakukan pendakian di berbagai gunung Indonesian, gunung Rinjani, adalah gunung yang paling berkesan bagi nya.

“Gunung Rinjani adalah gunung yang paling indah yang pernah saya daki, keindahannya tiada duanya, dan Rinjani adalah salah satu pendakian yang paling saya kenang berkat keindahannya,” tuturnya.

Pada Desember 1969 Ayah Anton pindah ke Pagaralam tepatnya di Talang Sukananti Kelurahan Dempo Makmur, Kecamatan Pagaralam Utara dia juga bekerja di PTPN VII Kota Pagaralam sebagai tenaga pengamanan pabrik teh disana.

Sekadar untuk diketahui, Ayah Anton semasa hidupnya memang sangat dekat dengan para pecinta alam, bahkan sudah seperti orangtua kandung sendiri. Setiap insan pecinta alam yang mendaki gunung Dempo, bisa dipastikan mampir di rumah Ayah Anton. Saking cinta dan peduli dengan para pecinta alam dan pendaki gunung, Ayah Anton membuatkan saung kecil di belakang rumahnya, yang khusus diperuntukkan bagi para pecinta alam yang hendak bermalam atau sekadar menginap.

Saat kedatangan para pendaki di rumannya, Ayah Anton selalu berpesan kepada para pendaki khususnya pendaki Gunung Dempo, untuk selalu sefty, peralatan dan perlengkapan pendakian serta fisik agar dapat dengan lancar mendaki Dempo karena gunung Dempo bukannya gunung yang mudah untuk di taklukan.

Tak jarang, Ayah Anton juga mempersilakan para pecinta alam menginap di rumahnya, jika saung tersebut tak muat menampung. Malah dulunya, sebelum ada saung, bersama mendiang istrinya, Ayah Anton  merelakan rumahnya dipakai untuk tempat bermalam para pecinta alam.

Walupun begitu dirinya tidak pernah melupakan tugas tugasnya selaku Tenaga Keamanan di wilayah kaki Gunung dempo, baginya pekerjaan Satpam merupakan perkerjaan utama untuk kelangsungan kehidupan keluargannya.

Baginya Sebagai tenaga keamanan untuk selalu menjalankan tugas dan kewajiban dalam membantu peran fungsi Polri di perusahaan juga mengantisi- pasi setiap gangguan kamtibmas, saat terjadinya pelanggaran dan tindakan kejahatan di tempat kerja, mengingat hal tersebut, diperlukan petugas Satpam yang mempunyai kemampuan (skill) dan intele- gensi (kecerdasan) yang lebih baik.

Untuk mencapai semua itu, maka diperlukan pendidikan dan pelatihan Satpam agar anggota Satpam dapat bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya dan dapat bertindak lebih cepat dan efektif dalam kewenangannya sebagai pengamanan fisik yang sifatnya terbatas dan justice di perusahaan.

Walau hampir hampir setiap hari dirinya dan istrinya tercinta direpotkan oleh pendaki dan pecinta alam yang singgah di rumahnya, beliau tak pernah merasa keberatan, apalagi sampai memungut biaya menginap. Malahan terkadang makanan di rumah Ayah Anton yang sering dimakan rekan rekan pecinta alam,”

Ayah Anton adalah salah seorang saksi pembuatan dan pengesahan Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Gladian Pecinta Alam se-Indonesia ke-IV di Makassar tahun 1974.

Polisi Bagi Diri Sendiri

Kalau ditanya soal pekerjaannya sebagai seorang Security terkait pengamanan dan keamanan asset perusahaan pabrik teh PTPN VII Pagar alam, Ayah Anton selalu menjelaskan, kalau Keamanan merupakan kunci dalam setiap pelaksa- naan pembangunan yang akan dilaksanakan, apabila keamanan benar-benar kondusif, maka pelaksanaan roda perekonomian dan pembangunan akan berjalan dan terlaksana dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan.

Keamanan juga dapat dilakukan oleh petugas Satpam pada waktu bertugas di lingkungan tempat kerjanya untuk membantu peran fungsi Polri agar tempat kerjanya tercipta rasa aman dari segala gangguan kamtibmas. Peran dan fungsi petugas Satpam dalam melaksanakan tugas di lingkungan tempat kerjanya apabila dilihat dari dimensi kepolisian merupakan bentuk sosiologis fungsi kepolisian yang tumbuh dan berkembang dalam tata kehidupan masyarakat akan pentingnya keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing, juga dapat dipandang sebagai refleksi masyarakat dalam mewujudkan mempolisikan dirinya dan diharapkan mengarah kepada pemolisian masyarakat yang dilandasi akan kesadaran di daerah lingkungannya.

Sebagai warga juga diharapkan untuk menerapkan sistem Swakarsa agar kita tidak mudah terhasut di dalam issu- issu yang mengakibatkan tindakan yang merugikan sambil terus berupaya menciptkan keamanan dengan hidup yang penuh kesadaran dengan sistem “polisi bagi diri sendiri”.

Keamanan sangat diperlukan juga pada sektor-sektor bidang usaha atau bisnis di perusahaan negara maupun perusahaan swasta untuk mengantisipasi dan menjaga keamanan di sektor usahanya, pihak perusahaan telah melakukan langkah-langkah dengan melakukan perekrutan dan penempatan petugas Satpam.

Satpam itu merupakan ujung tombaknya perusahaan, agar tidak sampai terjadi suatu gangguan yang akan merugikan kinerja perusahaan dalam menjalankan bidang usahanya, baik yang bersifat ke dalam perusa- haan yang disebabkan oleh buruh seperti; demostrasi, mogok kerja, dan orasi terbuka, unjuk rasa pekerja, maupun yang bersifat keluar yang disebabkan pen- gacau yang datangnya dari luar seperti; perampok, maling, teror maupun sabotase,

“Kehadiran Polri tidaklah mungkin berada di setiap tempat dalam waktu yang bersamaan karena cukup banyak sekali lingkungan yang belum dapat disentuh secara intensif oleh Polri,” ujar Ayah Anton.

Menurutnya, untuk kepentingan intensitas keberadaan Polri diperlukan bantuan dan keberadaan keamanan swakarsa, oleh masyarakat untuk dan dari masyarakat diwadahi dalam bentuk-bentuk pengamanan swakarsa antara lain Satpam. Satpam sebagai salah satu bentuk pengamanan, satpam adalah pembantu pengemban fungsi kepolisian.

Pendidikan dan Pelatihan Satpam sebagai tenaga keamanan di lingkungan perusahaan akan menciptakan petugas satpam yang mempunyai kemampuan (skill) di bidang pekerjaannya dan akan menambah etos kerja serta meningkatkan tingkat intelegensinya (kecerdasan), sehingga akan lebih cepat dan tanggap dalam mengantisipasi setiap gangguan kamtibmas serta permasalahan yang terjadi, dan setiap petugas Satpam yang bekerja di perusahaan sungguh-sungguh dapat dipercaya untuk melaksanakan peran dan fungsinya sebagai tenaga keamanan dengan sangat efektif dan penuh tanggung jawab, dan dapat memberikan dorongan semangat serta gairah kerja bagi segenap jajaran anggota petugas Satpam di tempat kerjanya yang akhirnya dapat lebih mampu untuk meningkatkan kiprah pengabdiannya kepada perusahaan, negara dan bangsa.

Kabar Duka Dari Tanah Puyang

Namun sayang sosok yang dicintai dan dihormati baik dari kalangan tenaga pengamanan Pabrik teh Gunung Dempo PTPN VII, maupun dari kalangan pendaki Gunung Dempo Kota Pagaralam pada Jumat (12/3/2021) pagi itu, hal yang sangat mengejutkan datang dari lembah Gunung Dempo, informasi tersebut mengabarkan tentang Ayah Anton, sesepuh, tokoh dan bapak pecinta alam Sumatera Selatan (Sumsel), menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 05.00 WIB.

Ayah Anton meninggal setelah melewati hari ulang tahunnya yang ke 78 pada 3 Maret 2021 lalu, di kediamannya di Kelurahan Dempo Makmur atau depan pabrik PTPN VII Gunung Dempo Kecamatan Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam. Beliau meninggalkan enam anak, 13 cucu dan satu cicit.

Sosok Ayah Anton memang bukan siapa-siapa, hanya sosok seorang Satpam dan orang tua dari anak anaknya. Namun, besarnya jiwa kepedulian terhadap Gunung Dempo, ditanamkannya ke seluruh pegiat alam, pencinta alam yang ingin mendaki terjalnya jalur di tanah puyang.

Ayah Anton Berpulang, Mapala Berduka

Semasa hidupnya, Almarhum bersama sang istri yang sudah lebih dahulu meninggalkannya, selalu membuka pintu lebar-lebar bagi para pendaki yang baru masuk Kota Pagaralam. Jangankan datang pagi atau siang, tiba di tanah Basemah tengah malam pun, Almarhum bersama keluarga tetap menerima dengan ramah bagi si pendaki.

Tak sekadar menerima, keluarga Ayah Anton juga paham kalau setiap pendaki yang baru tiba di kediamannya, masih berbalut lelah. Hidangan teh atau kopi panas dan disilakan istirahat sejenak, adalah kalimat yang kerap muncul dari bibir Ayah Anton atau pun sang istri.

Siapapun pendaki yang tiba tersebut, tak luput dari perhatian Ayah Anton. Mulai dari bertanya tentang kondisi kesehatan, bagaimana perlengkapan pendakian, hingga tentang cukup atau tidaknya logistik selama pendakian. Tak lupa, ditengah percakapan, Ayah Anton tak pernah lepas untuk mengingatkan hal-hal apa saja yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh pendaki selama berada di kawasan Gunung Dempo.

Kebiasaan yang terajut dari tahun ke tahun tersebut, tanpa disadari menjadikan para pendaki sangat akrab dan dimanja dengan kebesaran jiwa simpati yang dimiliki Ayah Anton. Makanya, kepergian Almarhum ini seolah menjadikan para pendaki seolah kehilangan separuh jiwa.

Kenangan-kenangan dalam hal yang positif selalu diterimanya selama berkegiatan di Gunung Dempo.

Semua pencinta alam sangat kehilangan. Bukan saja dari Sumsel, tetapi seluruh penjuru tanah air yang pernah mendaki Gunung Dempo punya kenangan tersendiri. kita semua mendoakan sebagai amal baik bagi almarhum, terlebih istrinya sudah lebih dulu mendahuluinya.

Manusia Ikhlas

Banyak rangkaian kata dan pujian terhadap sosok bapak dan juga sebagai tenaga pengamanan pabrik teh Gunung Dempo ini, terutama dari pendiri Mapala Brimpals Fakultas Hukum UMP Kota Palembang, bernama Hendri Kurniawan, yang kali pertama bertemu Ayah Anton tahun 1992 saat mendaki Dempo.

Pria yang akrab disapa Gembel ini mengatakan, Almarhum merupakan senior dari Pecinta Alam Pacobra yang lahir pada tahun 1968 dan tokoh pegiat alam yang pernah merintis jalur pendakian Dempo.

“Banyak pesan-pesan beliau yang cukup masuk akal, bahwa untuk menjadi pencinta alam itu tidak semudah yang dipikirkan orang. Beliau juga menyampaikan pemikiran Trisula, yakni tentang azas pencinta alam terkait bagaimana hubungan dengan Allah, manusia dan lingkungan. Bahkan pertama kali saya tahu tentang Kode Etik Pencinta Alam (KEPA),” urai dia.

Gembel menggambarkan figur Almarhum, seorang yang bersahaja, ayah yang betul-betul ikhlas, tidak pernah memikirkan finansial, rumahnya terbuka lebar untuk pendaki dan akses rumahnya pun terbuka untuk dipakai pendaki.

“Beliau itu manusia Ikhlas. Saya merasa setelah sekian puluh tahun merambah dunia pecinta alam, sosok Ayah Anton melekat dengan Gunung Dempo, ayah Anton itu kiprahnya luar biasa, bagi pendaki gunung Indonesia,” kata dia.

“Bukan hanya pendaki gunung dan tenaga pengamanan pabrik teh PTPN IV Gunung Dempo. Almarhum juga pembina ORARI (Organisasi Radio Republik Indonesia ) dan Pramuka (Praja Muda Karana ). dari semua kiprahnya itu sudah selayaknya diberi penghargaan yang tanpa disadari merupakan pejuang PAD bagi Pagaralam,” tegas Gembel, seraya menambahkan, nama Ayah Anton bisa saja di abadikan menjadi nama jalur atau tempat lain di Gunung Dempo.

Sementara itu, Ketua Komunitas Pendaki Lawas UForty Wilayah Sumsel, Jauhari mengatakan, figur Ayah Anton merupakan seorang yang konsisten menjaga dan merawat Gunung Dempo dengan caranya sendiri.

Kendati usianya sudah renta, namun ketika mereka menyinggahi kediaman Ayah Anton, Almarhum masih tetap mengingat satu persatu raut wajah pendaki.

Sangat sulit menemukan sosok seperti Ayah Anton. Ikhlas dan berjiwa besar. Mungkin separuh perjalanan hidupnya sudah didedikasikannya untuk merawat Dempo yang disampaikannya kepada semua pendaki. Kami semua sangat kehilangan.

“Ayah Anton merupakan sosok yang kuat meski di usia 78 tahun. Apalagi saat Almarhum berkisah menjadi pelaku sejarah acara Gladian ke IV di Ujung Pandang pada pencetusan Kode Etik Pencinta Alam (KEPA) sebagai satu perwakilan dari sumatera,” bebernya.

Ayah Anton selalu menasehati dan memberi arahan setiap ada kegiatan yang dilakukan di Gunung Dempo, baik mengingatkan tentang tata krama dan aturan yang masih terjaga.

“Terakhir ayah berpesan ke kami agar menjaga kesehatan dan menjaga Gunung Dempo sepenuhnya. Beliau adalah ayah sekaligus penasehat pembimbing yang baik bagi pecinta alam, di Forpa Besemah dan juga di Brigade,” tutupnya.