KPU Banyuasin Loloskan Niko Karena Panitia Nilai Hasil CAT Tertinggi

BANYUASIN, SuaraSumselNews | KPU Banyuasin sepertinya dituding tidak transparan dan diduga melakukan kecurangan dalam rekrutmen panitia pemilihan kecamatan (PPK). Pasalnya, adanya kejanggalan dalam penilaian tes wawancara yang dilaksanakan di Hotel Grand inna Daira Palembang, 11- 13 Desember lalu.

Selain itu, perekrutan tenaga Adhoc ( Perekrutan Panitia Pemilihan Kecamatan ) yang dilakukan oleh KPU Banyuasin menuai kecaman dan kritikan dari berbagai pihak. Karena diduga sarat kepentingan dan KKN, dimana beberapa orang yang memiliki nilai CAT tertinggi dan pada saat test wawancara dapat menjawab dan menyelesaikan tantangan yang diberikan oleh penguji dengan baik, namun gagal lolos seleksi.

Salah satu peserta rekrutmen PPK asal Kecamatan Betung, Ahmad Rizal, merasa dicurangi. Dia hanya mendapatkan nilai rekam jejak 84 sedangkan Niko mendapatkan nilai rekam jejak 90.

“KPU Banyuasin diduga curang, saya siap menjadi saksi. Saya tahu persis apa yang di jawab saudara Niko saat wawancara. Pada waktu wawancara saya bersama Niko, Dia (Niko red) duduk di bangku sebelah kiri saya duduk di bangku sebelah kanan. Pada saat wawancara Niko nampak gugup, saat ditanya tentang rekam jejak kisaran 3 pertanyaan.

Pertama, mengenai pekerjaan di luar ke pemiluan , Dia menjawab hanya petani karet saja pak. Pertanyaan kedua, ditanya pengalaman di ke pemiluan, Dia menjawab tidak ada pak. Yang ketiga, mengenai organisasi yang di ikuti, dia menjawab, hanya petani karet saja tidak ada organisasi yang di ikutinya.” papar Rizal kesal.

Lanjut Rizal, yang menjadi pertanyaan, diambil dari mana nilai rekam jejak Niko bisa 90 ? Dan aturan dari mana sehingga nilai Niko bisa sangat besar ? Ini jelas diragukan, mari kita renungkan !, Ini pembodohan Demokrasi, jelasnya.

“Satu lagi yang paling janggal, nilai rekam jejak Niko bisa melebihi nilai rekam jejak Sekretaris Karang Taruna Kabupaten Banyuasin Saibani Azwari, yang mendapatkan nilai 89,5. Rekam jejak yang mana yang diambil nilainya? Apakah jejak dari rumah kekebun yang dihitung mereka?. Kalau memang KPU Banyuasin fair saya tantang buka rekaman saat wawancara saya dan Niko, disitu diduga kecurangan KPU akan terbongkar.”

Kesannya tes wawancara ini hanya formalitas untuk menggugurkan kewajiban dalam pelaksanaan tahapan pemilu,” kata Rizal Minggu kemarin (18/12).

Terpisah, Komisioner KPU Banyuasin Bahrialsyah S.Si, M.Si saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa, peserta asal Kecamatan Betung atas nama Niko kita luluskan melalui banyak pertimbangan.

Niko kita luluskan dengan berbagai pertimbangan saat pleno, seperti nilai CATnya tertinggi di dari Kecamatan Betung, memang benar dari pengalaman Dia (Niko) tidak ada dan hanya seorang petani. Tetapi hasil penilaian kami dia pantas dan ada nilai plusnya dibandingkan peserta-peserta yang lain.

Integritasnya tinggi, loyalitasnya juga tinggi, kalau bicara soal pengalaman, Ibu Siti Holijah juga belum pernah ada pengalaman di PPS maupun di PPK, tapi bisa langsung jadi komisioner KPU
Artinya semua orang punya kesempatan menjadi penyelenggara pada Pemilu 2024 ini,” jelasnya. (*)
laporan : temi jen husni