Pempek Udang Tulung Selapan Lebih Variatif dan Enak Rasanya

Wartawan Media Ini Langsung Mencicipinya

TULUNG SELAPAN, SuaraSumselNews | SIAPA yang tak kenal dengan empek-empek (pempek) yang berasal dari Kota Palembang. Karena merupakan salah satu jenis makanan khas tradisional yang sudah mendunia. Apalagi keberadaannya dari abad ke-16. Makanan tradisional satu ini kerap menjadi hidangan favorit bagi maskapai penerbangan Garuda Indonesia.

Menikmati hidangan pempek kapal selam, model, dan tekwan berbahan dasar dari tepung Kanji dan campuran ikan parang-parang atau ikan tengiri tampaknya sudah biasa.

Memang, rasanya yang lezat dengan aroma ikan laut benar-benar terasa. Apalagi dinikmati pakai cuko, pasti rasanya sulit untuk dilupakan. Untuk mendapatkan makanan tradisional satu ini tentu tidak sulit karena banyak dijual diberbagai tempat kuliner khas kota Palembang.

Tapi di Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), punya cerita lain. Kali ini dengan bahan udang. Lantas bagaimanakah rasanya? Silahkan mulai berburu rasa. Setelah berkendara hingga empat jam ke arah Pantai Timur dari Kecamatan Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Di Tulung Selapan, semua kuliner khas Palembang itu dibuat dari udang. Soal rasa, pasti berbeda dari pempek pada umumnya. Warnanya bukan putih agak kecoklatan melainkan merah muda.

Pekan lalu, 6 April 2021, saya bersama rombongan Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mencicipi secara langsung makanan khas pesisir Pantai tTmur satu ini.

Rasa dan aroma udangnya benar-benar sangat terasa di lidah. Setelah disiram cuko, yang merupakan kuah khas untuk pempek, sensasinya benar-benar terasa lebih segar. Aroma amisnya nyaris tak tercium, tak membekas di lidah dan di tangan. Sore itu satu porsi pempek kapal selam dan beberapa pempek kecil lainnya.

Mardiana, Guru SDN 1 Sungai Pedada Kecamatan Tulung Selapan dengan pempek dan tekwan berbahan dasar udang menyambut kedatangan kami. Ia mengaku biasa menjual pempek kapal selam Rp 7.000/ biji.

Mardiana, salah satu pengrajin jajanan berbahan dasar udang di Desa Sungai Pedada mengatakan, cara membuat pempek udang dan pempek ikan hampir sama. Setelah udang dikupas dan diambil bagian dagingnya, proses selanjutnya dimasukkan ke dalam adonan tepung kanji serta beberapa bahan tambahan.

Setelah dibentuk, adonan direbus hingga pempek tampak mengambang di dalam kukusan atau alat masak lainnya. “Saya biasa membuat untuk siap saji, tapi tekwan dan kerupuk dalam bentuk kering,” katanya.

Mardiana mengatakan hasil olahannya seperti pempek kapal selam dijual Rp 7.000/biji, pempek kecil Rp 2.000/biji, kemplang mentah kering Rp 50.000/kilogram, kerupuk mentah kering Rp 50.000/kilogram, tekwan botor mentah kering Rp 50.000/kilogram. Selain itu Mardiana juga menjual terasi udang dengan harga Rp 30.000/kilogram.

Bagi anda yang suka menikmati hasil tangkapan nelayan dalam bentuk segar. Andapun bisa berkunjung ke Tulung Selapan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di dermaga Tulung Selapan. Yadi, salah seorang pengepul di TPI Tulung Selapan mengatakan, ia menjual beragam jenis ikan dengan harga relatif murah.

Ikan Senangin ia jual Rp 35.000/kilogram, belut laut Rp 27.000/kilogram, ikan Sembilang Rp 22.000/kilogram, nior Rp 53.000/kilogram, utik Rp 24.000/kilogram, ikan tengiri Rp 43.000/kilogram, ikan parang-parang Rp 32.000/kilogram, dan udang burung Rp 82.000/kilogram.

Sementara itu En, pengepul udang petak mengaku menjual hasil tangkapan nelayan itu secara bervariasi mulai dari Rp 52.000-93.000 per ekor dengan panjang maksimal 25,5 centimeter. Ditempat yang sama juga bisa dijumpai kepiting rajungan yang sudah direbus. Wawan, pengepul kepiting mengatakan setiap 1 kilogram kepiting rebus biasa dia jual dengan harga Rp 23.000.

Selain dijual kepada pembeli yang datang ke Tulung Selapan, kepiting juga di bawah langsung ke Palembang. “Dalam satu hari saya biasa menjual hasil tangkapan nelayan ini lebih dari 1,5 kuintal,” ungkapnya. (den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *