Tanggapan Wagub Sumsel
Terkait Urutan ke 10 Termiskin
PALEMBANG, SuaraSumselNews | WAKIL Gubernur Sumatra Selatan, Mawardi Yahya menilai masuknya Sumsel ke dalam sepuluh besar provinsi terbanyak penduduk miskin lantaran adanya Protokol Kesehatan (Prokes) akibat pandemi Covid-19.
Adanya protokol kesehatan (protokes) yang ketat, membuat masyarakat terhambat dalam beraktivitas dan berdampak terhadap laju ekonomi masyarakat yang kini menurun.
“Sekarang bagaimana untuk meningkatkan aktivitas masyarakat, sementara kita terhambat karena adanya protokol kesehatan,” kata Mawardi Yahya.
Disebutkan, cara menurunkan angka kemiskinan di Sumsel adalah dengan memberikan keleluasaan beraktivitas bagi masyarakat.
Jika masyarakat terus dihadapkan dengan kondisi seperti ini, maka secara otomatis bakal mengganggu roda perekonomian Sumsel. Selain itu, dirinya meminta kepada masyarakat untuk bersabar dengan kondisi saat ini.
Penyebaran Covid-19 yang terus bertambah, secara tidak langsung menimbulkan dampak besar terhadap sisi ekonomi.
“Jika dibiarkan begini saja (Prokes) yang rugi siapa? Tentu kita sendiri. Cara mengatasi kemiskinan adalah memberikan keleluasaan terhadap masyarakat,” tegas Mawardi.
Seperti diketahui, Sumsel menduduki peringkat ke 10 termiskin di Indonesia setelah angkanya naik menjadi 12,98 persen.,Tidak hanya itu Sumsel juga masuk di peringkat ke 3 di Pulau Sumatera.
Dari data BPS Sumsel, angka kemiskinan di Bumi Sriwijaya mencapai 1.119,65 ribu orang atau 1,12 juta orang dinyatakan miskin. Persentase tersebut merupakan 12,98 persen dari total jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Selatan.
Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin Sumsel pada Maret 2020 sebesar 1.081,58 ribu selama kurun waktu Maret-Sepember 2020, terjadi peningkatan angka kemiskinan 0,32 persen. (ril)