Jumlah DPT Pilkada Serentak Sumsel Capai 1,8 Juta Orang

DPT OKU Timur Tertinggi dan Disusul Ogan Ilir

 

PALEMBANG, SuaraSumselNews | DAFTAR pemilih tetap (DPT) Pilkada Serentak 2020 di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencapai 1,8 juta pemilih. Jumlah ini telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tujuh kabupaten penyelenggara Pilkada 2020.

“Total DPT 1.832.660 tersebut tersebar di 94 kecamatan dan akan memilih di 5.477 tempat pemungutan suara (TPS),” kata Komisioner KPU Sumsel Divisi Perencanaan, Data dan Informasi Hendri Almawijaya, Senin (2/11).

Hendri menambahkan, sejauh ini belum ada laporan dari berbagai pihak terkait masalah DPT termasuk rekomendasi Bawaslu. Data-data yang diduga ganda juga sudah disisir masing-masing KPU. Selain itu ditargetkan dari total 1,8 juta DPT setidaknya partisipasi pencoblosan dapat tercapai hingga 77,5 persen.

Hendri pun merinci di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur mencatatkan jumlah DPT paling banyak yakni 464.428 pemilih di 312 desa dari 20 kecamatan, serta TPS sebanyak 1.315 lokasi.

“Paling banyak kedua dicatatkan Kabupaten Ogan Ilir dengan 294.729 di 241 desa dari 16 kecamatan serta 895 lokasi TPS,” katanya.

Kemudian Kabupaten Musi Rawas menetapkan DPT sebanyak 283.783 pemilih di 199 desa dari 14 kecamatan dengan 814 TPS, di susul Kabupaten OKU Selatan DPT tercatat berjumlah 259.301 pemilih di 259 desa dari 19 kecamatan serta 893 TPS.

Selanjutnya Kabupaten OKU menetapkan DPT sebanyak 257.188 pemilih di 157 desa dari 13 kecamatan dengan 725 TPS, lalu DPT Kabupaten Musi Rawas Utara berjumlah 143.000 pemilih di 89 desa dari tujuh kecamatan dengan 427 TPS.

Terakhir Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) menetapkan DPT sebanyak 129.849 pemilih di 71 desa dari lima kecamatan dengan 408 TPS.

Dari data tersebut jumlah DPT berjenis kelamin laki-laki mencapai 933.438 pemilih atau lebih banyak dibandingkan perempuan sebanyak 899.222 pemilih.

Meski dapat diselesaikan serentak pada Oktober 2020, namun proses pencocokan dan penelitian (coklit) DPT pilkada kali ini memiliki tantangan tersendiri dampak Covid-19.

“Petugas coklit memang dilengkapi APD saat ke rumah-rumah sehingga ada warga yang ragu menerima petugas coklit, tapi secara umum berlangsung baik,” kata Hendri. (an)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *