Disdik Segera Kiriman Surat Kemendikbud
PALEMBANG, SuaraSumselNews |
MUNGKIN untuk pembayaran gaji guru (honorer) di Kota Palembang dalam waktu dekat ini bakal menjadi persoalan yang sangat serius.
Apa penyebabnya? Karena banyak tenaga pendidik (honorer) belakangan diketahui belum memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK).
Makanya, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang mendeteksi, setidak ada 1.300 guru tenaga honorer di Kota Palembang belum memiliki NUPTK. “Sudah kami catat, ada 1.300 guru honor di sini belum memiliki NUPTK,” jelas Ahmad Zulinto, Kepala Dinas Pendidikan Palembang, Kamis (12/3).
Persoalan ini perlu dicarikan solusinya dalam waktu dekat. Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melalui Dinas Pendidikan, diharapkan bisa secepatnya membuat surat kepada Kemendikbud dengan tujuan sebagai penangguhan.
“Membayar gaji dengan Bosnas syarat sudah jelas NUPTK. Bagaimana mau dibayar jika mereka tidak punya NUPTK? Dilain sisi kita membutuhkan mereka,” kata Zulinto dengan serius.
Zulinto mengklaim, jika ia akan mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan perintah Pemerintah Kota Palembang. Dana Bosda (Bantuan Operasional Sekolah Daerah) tetap diusahakan. Bagaimana pun caranya harus tetap bisa dipergunakan untuk membayar gaji guru meski belum mempunyai NUPTK.
“Sedang kita proses biar persoalan itu bisa cepat terselesaikan. Guru dan tenaga pendidik yang belum memiliki NUPTK ini harus tetap bisa mendapatkan haknya sembari menunggu perintah dari pemerintah pusat,” ungkap Zulinto lagi.
Masih kata Zulinto, guru dan tenaga pendidik honorer punya peran penting. Tanpa mereka masalah kekurangan guru di Palembang tak bisa diatasi.
“Kita semua tahu kalau Palembang masih kekurangan guru. Kan di tahun ino banyak guru pensiun. Contohnya SDN 129, Januari kemarin saya sudah menandatangi delapan guru pensiun,” tambah Zulinto.
Lanjut dia, guru honorer punya peran sangat penting. Karena mereka bisa menutupi kekurangan guru di Kota Palembang. “Kedepan tidak menutup kemungkinan tenaga honor akan diangkat,” tuturnya. (*)
reporter : marisa oca