1.918 Personil Siaga 24 Jam
PALEMBANG, SuaraSumselNews | Antisipasi gangguan listrik dalam menghadapi Pilpres dan Pileg 2019, PLN Unit Induk Wilayah Sumatera Selatan Jambi dan Bengkulu (S2JB) memastikan bahwa PLN sudah menyiapkan petugas siaga Pemilu sebanyak 1.918 orang personil yang siaga 24 jam standby. Selain itu selama Pemilu 2019 juga disiagakan mobil operasional bergerak.
Tim khusus Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) adalah timsus yang terlatih dan setiap saat bergerak untuk melakukan pemulihan jaringan di seluruh wilayah S2JB dan siap mengantisipasi gangguan listrik. Pasukan khusus PDKB PT PLN (persero) ini sudah terlatih melakukan pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian isolator, konduktor maupun komponen lainnya pada jaringan listrik. Pasukan ini melakukan perbaikan tanpa memadamkan aliran listrik atau dikenal dengan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB). Hal ini disampaikan General Manager (GM) PT PLN UIW S2JB, Daryono saat press release kesiapan PT PLN (Persero) UIW S2JB menghadapi Pemilu 2019, Ramadhan dan Idul Fitri 1440 H di Hotel Royal Asia, Senin (15/04).
Menurut Daryono, dalam hal ini pihaknya sudah memastikan kesiapan sistem jaringan selama pelaksanaan masa pencoblosan hingga perhitungan suara Pemilu 2019, belum lagi memasuki Bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.
“Menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, PLN UIW S2JB telah menyiapkan 44 lokasi siaga di masing masing kota di bawah UIW S2JB,” jelas Daryono.
Ia menjelaskan, untuk kebutuhan listrik sendiri untuk wilayah Sumbagselteng hanya 3337 megawatt sementara kapasitas pembangkit 3.604 megawatt. Artinya masih ada kelebihan 145 megawatt buat cadangan.
“Kebutuhan listrik saat beban puncak di Sumsel sebesar 800 MW, sedangkan ketersediaan pembangkit sebesar 1.352 MW, untuk mengantisipasi apabila masih terjadi pemadaman selama proses pemungutan dan rekapitulasi suara pihaknya sudah berkoordinasi dengan setiap KPU kabupaten/kota dengan menyiapkan genset sebagai pasokan listrik cadangan,” ungkapnya.
Ia menambahkan untuk selama ramadhan, untuk beban puncak pemakiana listrik antara pukul 7 hingga 9 malam. Dimana untuk di wilayah perkotaan masalah pemadaman diluar dari kendala non teknis dipastikan tidak bakal terjadi, namun untuk wilayah pelosok yang lokasinya jauh dari gardu induk (GI) PLN terkadang agak redup mengingat beban yang tinggi.
Untuk Palembang, tidak ada masalah terkait kapasitas pembangkit, namun pemadaman listrik dilakukan bila ada gangguan jaringan distribusi. “Misalnya kabelnya terkena ranting pohon atau terkena angin kencang. Atau pohon roboh, maka pemadaman akan lama, karena butuh waktu untuk pemulihan,” jelasnya. (as)