PALEMBANG, SuaraSumselNews – Kedatangan dua tokoh aktivis nasional Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet ke Palembang kendati sejumlah OKP dan Ormas banyak menolak, namun Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) Sumsel selaku inisiator kegiatan ini memastikan kedua tokoh ini akan hadir di Palembang. Hal ini dikatakan Jubir Presidium Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) Sumsel, Deny Tegar saat gelar konferensi pers di Pak Umar Cafe Hotel Amaris Palembang, Jumat (31/8) sore.
“Forum Grup Diskusi (FGD) tidak bisa dibatalkan, acara tetap akan berlanjut esok hari, walaupun banyak sekali yang berniat ingin membatalkan dan menunda acara ini, namun kami sepakat untuk tetap berlanjut,” tegas Deny.
Ia menjelaskan FGD ini bukan untuk mengacau stabilitas keamanan negara ataupun keamanan Sumatera Selatan ataupun kota Palembang khususnya dan tidak ada agenda politik lainnya dan tidak ada kaitan dengan Asian Games seperti yang banyak diberitakan. “Karenanya kami tidak takut, acara ini murni diskusi tidak ada maksud lainnya,” ujarnya.
Dijelaskan Deny, Pihaknya belum mengerti kenapa acara ini dilarang, menurutnya acara ini hanya sebuah diskusi biasa dan tidak ada unsur lainnya.
“Saya jadi bingung kenapa acara seperti ini dilarang, padahal acara kami ini benar-benar piur diskusi, kalau GSI ini organisasi terlarang maka bubarkan saja, agar kami mengetahui,” ucapnya.
Menurutnya Rocky dan Ratna kami yakin mereka punya hak, makanya kami undang mereka, yang jadi pertanyaan kami kenapa orang yang menjegal ini, tutup Deny.
FGD Diskusi Biasa
Sebelumnya, Presidium GSI Sumsel, Renny Astuti, SH, Spn, mengatakan bahwa FGD itu adalah murni diskusi biasa dan memang nara sumbernya kita undang dari tokoh nasional, jadi tidak ada deklarasi apa pun di forum diskusi tersebut, saat dijumpai di kantornya, Jumat (31/8) siang.
Ia mengatakan FGD ini murni diskusi biasa dan memang nara sumbernya kita undang dari tokoh nasional, jadi tidak ada deklarasi apa pun di forum diskusi tersebut.
“Saya juga menjadi panelis di FGD tersebut, jadi saya pastikan tidak ada unsur apapun,” ungkapnya.
Renny menjelaskan dirinya diundang untuk menjadi nara sumber oleh panitia FGD, tidak ada kisi – kisi apapun yang di berikan panitia, dirinya dibebaskan berbicara, cuma diminta mewakili dari sisi perempuan dan ibu rumah tangga saja.
“Kita hanya memberikan pendidikan ke masyarakat dari diskusi itu, yakni kebebasan berpendapat secara santun, tapi sesuai dengan koridornya,” ucapnya.
Tentang tokoh nasional yang bakal hadir, menurutnya memang panitia mengundang kedua narasumber itu karena memang keduanya adalah tokoh nasional.
“Berhubung kedua tokoh ini yang hanya punya waktu, itu saja tidak lebih,”ujarnya.
Renny menjelaskan bahwa kenapa undangan FGD itu terbatas, karena memang menyesuaikan dari ruangan, berhubung karena keterbatasan dana, tempat yang bisa disewa oleh panitia kecil jadi menyesuaikan saja.
“Biaya FGD ini betul-betul murni dari uang pribadi setiap anggota GSI, tidak ada dukungan dari siapapun,” ujarnya.
Renny menambahkan bahwa dirinya berharap Sumsel damai dan tidak salah persepsi tentang FGD. (*)