Asian Games, Kuliner Aman Konsumsi
PALEMBANG, SuaraSumselNews- BADAN Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Palembang bersama Sekda Pemprov Sumsel memberikan stikerisasi pangan aman di sentra ‘Kampung Pempek’ Jalan Mujahiddin 26 Ilir Palembang, Senin kemarin.
Dengan pemasangan stikerisasi ini, masyarakat dapat memilih kuliner yang aman dikonsumsi.Sekda Sumsel, Nasrun Umar mengatakan, Sumsel sebagai pelaksana Asian Games adalah kebanggaan untuk kita semua. Bisa dibayangkan, ribuan pendatang dari 57 negara akan berada disini. Disamping persiapan venue, akomodasi dan faktor pendukung lain.
Apa yang mereka akan konsumsi disini? Tentunya, harus mendapat perhatian kita. Karena apa yang dikonsumsi disini akan dibawa ke puluhan negara mereka.
Makanya, BPOM harus menjalankan fungsinya dalam pengamanan semua jenis makanan yang akan dikonsumsi oleh para pendatang. Artinya, Sumsel harus aman pangan. Dan kita harus yakinkan pangan aman dikonsumsi,” pintanya.
Tegas Nasrun, BPOM melakukan penelitian mana yang aman dan tidak untuk dikonsumsi. Dengan menjadi aman, UMKM bisa bersaing dengan pangan yang lain dan omset yang naik.
“Sebetulnya pengawasan ini sudah lama. Namun menjelang Asian Games, UMKM harus menyajikan makanan yang aman dan layak untuk konsumsi,” bebernya.
Oleh sebab itu, lanjut Nasrun, pengawasan tidak berhenti disini saja. Ketika ditempel stiker tapi makanannya mengandung bahan berbahaya, maka izin usahanya akan dicabut.”Itu sanksi berat, tapi ada pembinaan,” ucapnya.
Sementara, Kepala BPOM Palembang Prawita Sari Dewi Ini menjelaskan, pemasangan stiker ini secara bertahap. Dan targetnya tahun ini mendata 270 PKL kuliner dan 47 restoran.
“Pangan aman adalah bebas dari bahan bahaya formalin, boraks, metanil yellow dan rhodamin. Serta tidak ada bahaya fisik, tak boleh ada rambut, kerikil dan lainnya,” pintanya.
Kata Dewi, pemasangan stiker ini bertahap. Selain itu, kebersihannya dari PKL dan restoran juga diperhatikan. Setelah ini, stikerisasi Lorong Basah Niht Cafe. Nanti kerjasama dengan Pemkot dan tempat lainnya.
“Yang belum diberi stiker itu belum aman pangan jajanannya. Kalau sudah aman, nanti diberi stiker. Masyarakat bisa memilih aman tidaknya makanan yang dibeli, karena bisa dilihat ada stikernya enggak,” paparnya.
Tegas Dewi, nanti pihaknya melakukan pengawasan secara terus menerus. Bisa juga pelaku usaha mengajukan untuk diminta uji. “Jadi pengawasan tak hanya untuk Asian Games, tapi akan berlanjut. Dan monitoring bisa setiap bulan atau 2 bulan sekali.
Toh nantinya, kalau diuji ada formalinnya, stikernya dicabut dan izin usahanya kita koordinasikan dengan Pemkot Palembang untuk dicabut, ” pungkasnya. (*)