Diduga Dikeroyok Puluhan Massa
SEKAYU, SuaraSumselNews- KAPOLRES Musi Banyuasin, AKBP Andes Purwanti, membenarkan penyerangan pejabat PTPN VII Unit Betung, Sunarto (55), jabatan Askep, babak belur dikeroyok oleh massa.
Dan kala itu, dia (Sunarto) lagi melakukan patroli di areal kebun Blok 410 Afdeling II areal Perkebunan PTPN VII Unit Betung, Dusun VI Simpang Gardu, Desa Teluk Kijing III, Kecamtan Lais Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).
Akibat dari amukan massa tersebut, Sunarto sebagai Askep tanaman itu mengalami luka yang sangat serius. Dampaknya, harus dirawat dirumah sakit. Atas kejadian tersebut, tak diuraikan secara rinci luka yang diderita Sunarto. Namun dari keberutalan secara massa tersebut, membuat dia (korban) menjadi terkepor.
Sumber yang berhasil dihimpun SuaraSumselNews, diketahui bahwa tidak hanya Sunarto saja yang menjadi korban amukan massa. Bahkan satu unit mobil dinas perusahaan yang digunakan oleh korban saat patroli, juga ikut menjadi bulan-bulanan masa. Dan akhirnya kendaraan tersebut rusak berat.
Diduga kejadian itu dilatar belakangi masalah lahan. Yakni antara perusahaan dengan warga penyangga. Dan bertepatan saat kejadian, ada sekelompok orang yang diduga melakukan aksi pencurian buah kelapa sawit milik perusahaan tempat korban bertugas. Dan mungkin merasa kepepet, sekelompok orang tersebut toh melakukan perlawanan untuk membela diri.
Belum diketahui dari mana asal kelompok tersebut? Nyatanya, hingga saat ini belum dapat diungkap siapa pelakunya. Namun barang bukti berupa satu unit mobil milik korban diamankan di Mapolsek Lais (Muba) untuk pengembangan perkaranya lebih lanjut.
Kata Kapolres, saat ini pihaknya sedang melakukan pedalaman proses. Ya, tolong bantu doa, Insya Allah pelakunya segera terungkap, terangnya.
Dalam pemberitaan sebelumnya, pengroyokan dan penusukan terhadap Sunarto (korban) yang saat itu bersama sopirnya Andi Saputra (33) melakukan patroli. Dengan maksud, untuk mengecek area, karyawan yang lagi bekerja memanen buah sawit, di blok 410 Afdeling II areal perkebunan PTPN VII Betung.
Saat tiba dilokasi, korban bertemu dengan ibu-ibu bukan pekerja perusahaannya yang sedang membawa buah sawit dan tumpukan buah kelapa sawit yang ditunggui tiga orang laki-laki. Kemudian melihat itu, korban menyuruh sopirnya untuk berhenti. Lalu korban menegur ke tiga laki-laki itu untuk pergi meninggalkan areal kebun dan tumpukan buah sawit.
Mendengar korban mengusir tiga orang tadi, tiba-tiba datang sekitar sembilan orang dari dalam Parit Gajah dengan membawa peralatan senjata tajam (sajam). Kala itu langsung menyerang korban. Untungnya sang sopir yang masih berada dalam mobil, berhasil meloloskan diri.
Ketika menyelamatkan diri itulah, sopir pun meminta bantuan melalui via telpon dan menghubungi Fitriadi. Padahal juga dalam posisi terancam jiwanya oleh serangan kesembilan pelaku dan parang pun sudah mengarah ke lehernya. (*)