Lahat Dijejali TKA Asal Cina

Unggulan Wisata Air Tejun

LAHAT, SuaraSumselNews- KABUPATEN Lahat adalah salah satu wilayah di Sumatera Selatan (Sumsel), yang jadi unggulan dalam sektor pariwisata. Memang, Kabupaten Lahat memiliki banyak air terjun. Bahkan terdata, 126 air terjun. Namun, hanya 15 saja yang bisa dikunjungi.

Jarak tempuh dari Kota Palembang menuju Kabupaten Lahat sedikitnya 250 km dengan menghabiskan waktu perjalanan sekitar antara 5-6 jam perjalanan. Juga, kondisi geografis Kabupaten Lahat terletak antara 3,25 derajat sampai dengan 4,15 derajat Lintang Selatan. Dan 102,37 derajat sampai dengan 103,45 derajat bujur timur. Dan luas wilayah, 4.361,83 km persegi), dengan memiliki batas- batas wilayah.

Diantaranya, bagian utara,dengan Kabupaten Muaraenim dan Musi Rawas. Bagian  Selatan,dengan Kota Pagaralam dan Kabupaten Bengkulu Selatan (Bengkulu). Sedangkan bagian timur, Kabupaten Muara Enim dan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Empat Lawang.

Sementara berdasarkan jarak terjauh, dari ibu kota Kabupaten Lahat ke ibu kota Kecamatan adalah kecamatan Tanjung Sakti Pumu Yakni, sejauh 112,00 km. Sedangkan jarak terdekat ibu kota kecamatan adalah Kecamatan Pulau Pinang.

Kabupaten Lahat sebenarnya hanya terdiri 7 kecamatan induk. Diantaranya, Kikim, Kota Agung, Jarai, Tanjung Sakti, Pulau Pinang, dan Merapi. Namun pasca pemekaran, jumlah kecamatan di Kabupaten Lahat bertambah menjadi 22 kecamatan, 17 kelurahan dan 360 desa berstatus definitive.

Bahwa hingga akhir tahun 2017, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Lahat, mencatat 191 orang Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di wilayah Kabupaten Lahat. Dari ratusan TKA itu, hampir seluruhnya ‘dikuasai’ TKA asal Cina. Yakni 186 orang. Sisanya, dua orang TKA asal Filipina, satu orang asal Malaysia dan dua orang asal Thailand.

“Paling banyak tenaga kerja asing asal Cina, mereka bekerja di subkontraktor PLTU Keban Agung dan PLTU Banjar Sari,” jelas Kepala Disnakertrans Lahat, H Ismail Hanafi melalui Kabid Pelatihan, Produktifitas dan Penempatan Tenaga Kerja, Suhana SE, kemarin.

Bahwa tenaga kerja asing ini sebagian besar bekerja sebagai tenaga teknisi dan operator alat berat. Namun, keberadaan mereka selalu dipantau petugas Disnakertrans.

“Selama ini dua minggu sekali kami datangi ke lokasi perusahaan. Maksudnya, untuk memastikan jumlah tenaga kerja asing. Tapi saat ini karena keterbatasan dana, terkadang kami hubungi lewat handphone saja,” jelasnya.

Disisi lain, Suhana mengungkapkan, masih ada perusahaan yang tak laporkan jumlah tenaga kerja asingnya. Meski seharusnya ada atau tidak mempekerjakan TKA, tetap harus menyampaikan laporan melalui email.

“Misalnya, PT Green (PLTMH) di Kota Agung, tidak melapor. Selama ini perusahaan tersebut mengirim laporan lewat email kami, selanjutnya kami cek di lapangan,” pukasnya (*)

laporan :agung purnomo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *