Deru- Mawardi Sering Diserang

  • Para Relawan Jangan Terpancing

PALEMBANG, SuaraSumselNews Meski dari sisi teknis belum ditetapkan Komisi Pemilihan Umum Sumatera Selatan (KPU Sumsel), namun suasana politis pemilihan kepala daerah di Sumsel sudah terasa panas.

Terkait masalah itu, bakal calon Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), H Herman Deru mengaku bahwa dia dan pasangannya  Mawardi Yahya, seringkali diserang secara politis oleh lawan-lawan politiknya yang  cara mengembus-embuskan sesuatu yang buruk.

“Kita juga calon yang paling diserang. Contoh terbaru isu ijazah palsu. Untuk itu, kami imbau agar mastarakat tidak terpancing isu yang dihembuskan lawan politik kami,” ungkap Deru, di hadapan ribuan relawan, seusai mengukuhkan tim relawan se-Kota Palembang, Senin (29/1) di Gedung Tiara Puspa, Angkatan 66, Palembang.

Dia dan Mawardi juga berpesan, agar para para relawan dan masyarakat tidak mudah terpancing adanya isu tersebut. “kami juga meminta agar para relawan tidak melakukan politik kekerasan,” tegasnya.

Sementara itu,  Mawardi Yahya dalam orasi politiknya menambahkan, kepemimpinan Alex Noerdin terbilang tidak sukses. Hal itu dilihat dari indeks pembangunan manusia (IPM) yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS).

Menurut dia, IPM Sumsel 2010-2016 berada dalam katagori sedang. Dari tahun ke tahun, terjadi  kenaikan sedikit.  Pada 2010 indeks sebesar 64.44 tahun lalu pada tahun 2016, menjadi 68.24. “Sayangnya selama enam tahun berturut-turut sejak 2010 itu, IPM Sumsel selalu berada di bawah IPM Nasional,” ungkapnya.

Mawardi menambahkan, IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan membangun kualitas hidup manusia, masyarakat atau penduduk. Indeks ini mengukur sejauh mana seluruh penduduk 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan, dapat mengakses hasil pembangunan serta memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan seterusnya.

Mawardi melanjutkan, pembangunan tidak hanya terpusat pada kota provinsi (Palembang –red), saja, tetapi harus merata ke seluruh wilayah Sumsel. “Ya, IPM kan untuk mengukur seluruh penduduk di 17 kabupaten/kota se-Sumsel. Artinya, tidak terpusat di satu tempat saja. Maka, jika diurut, Sumsel berada di urutan ke-22 dari seluruh provinsi di Indonesia. Itu dari Kemendagri. Jika memang sukses memimpin Sumsel, harusnya IPM-nya tidak dinomor urut 22,” ungkap Mawardi disambut hiruk-pikuk ribuan relawan.

Dengan indikator tersebut, Mawardi menganggap, pemimpin Sumsel saat ini tidaklah sukses. “Kami, HD-MY hadir dengan modal semangat yang diembuskan para relawan dan tim sukses, siap berjuang memperbaiki kesejahteraan masyarakat Sumsel,” tukasnya.

Peliput : Muhammad Asri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *