-
Mawardi Diserang Kampanye Hitam
PALEMBANG, SuaraSumselNews– SENGAJA di munculkan berupa fitnah ijazah palsu terhadap bakal calon Wakil Gubernur Sumsel, H Mawardi Yahya adalah serangan kampanye hitam.Tujuannya untuk merusak reputasi bakal paslon Herman Deru-Mawardi Yahya (HD-MY).
Serangan kampanye hitam tersebut merupakan bentuk kepanikan oknum tertentu terhadap elektabilitas HD-MY yang terus meningkat. Fitnah ijazah palsu terhadap Pak Mawardi Yahya merupakan kampanye hitam. Isu lama tersebut selalu dimunculkan setiap Mawardi mengikuti Pilkada.
‘’Dua kali ikut Pilkada Bupati Ogan Ilir, yakni tahun 2005 dan 2010, ijazah palsu itu selalu dimunculkan untuk menyerang Pak Mawardi Yahya,’’ ujar pengamat politik Sumsel, Ardiansyah Chaniago, kemarin.
Menurut dia, adanya aksi-aksi segelintir orang yang mempersoalkan dan memfitnah MY menggunakan ijazah palsu, hanya bertujuan untuk membangun opini buruk di tengah masyarakat Sumsel menjelang Pilgub Sumsel yang tinggal enam bulan lagi.
Sebab dari aspek legalitas persoalan ijazah tersebut sudah selesai dan tidak dapat diganggun gugat. ‘’Pak Mawardi Yahya pernah menjadi Ketua DPRD OKI dan dua periode menjadi Bupati Ogan Ilir. Jadi tidak mungkin menggunakan ijazah palsu. Sebab dalam proses seleksinya sudah melalui penelitian yang sangat ketat oleh KPU,’’ tegas Koordinator Forum Sekolah Demokrasi Sumsel ini.
Serangan itu, kata Ardiansyah, merupakan cara-cara yang buruk. Dan sangat tidak mendidik masyarakat. Semestinya perhelatan Pilkada adalah ajang festival gagasan dan adu program. Sehingga masyarakat mendapatkan pilihan calon pemimpin yang terbaik untuk membangun Sumsel.
‘’Saya yakin masyarakat Sumsel sudah makin cerdas dan tidak termakan isu-isu dan kampanye hitam yang sengaja dihembuskan menjelang Pilkada,’’ tegasnya.
Menurut dia, serangan terhadap pasangan HD-MY tersebut juga bertujuan menggerus elektabilitas paslon yang didukung Partai NasDEM, PAN dan Hanura tersebut. Mengingat dari berbagai hasil survei pasangan dengan tagine Bersatu Sumsel Maju tersebut, selalu berada di posisi teratas.
Dihubungi secara terpisah, Mawardi Yahya, menilai fitnah terkait ijazah paslu kepada dirinya, merupakan bentuk kampanye hitam yang sengaja dihembuskan oleh lawan politik. Selain itu juga dinilainya sebagai bentuk pembunuhan karakter dirinya. ‘’Kalau mau tahu tentang ijazah saya, silahkan ditanyakan ke Diknas Sumsel,’’ tegasnya.
Mawardi Yahya membantah,dirinya pernah dua kali menjadi Ketua DPRD OKI, dua kali menjadi Bupati Ogan Ilir dan ijazahnya selalu diverifikasi oleh Diknas Sumsel dan dinyatakan tidak ada masalah.
‘’Masyarakat Sumsel tidak bisa dibodohi lagi karena sudah cerdas, biarlah anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu,’’ tegas Mawardi Yahya. (ril)