PALEMBANG- Hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-72 tahun 2017 diwarnai beragam kegiatan, antara lain gerak jalan santai bagi siswa. Namun semua siswa yang ada di sekolah, dimintai sumbangan Rp 6000 per orang.
Gerak jalan santai itu digelar Minggu (19/11), pukul 5.30 hingga selesai, rutenya dimulai dari lapangan Kamboja, melalui Jalan Jenderal Sudirman dan berakhir di lapangan Kamboja. Bagi kehidupan mereka yang mapan, sumbangan sebesar itu tidak jadi masalah. Namun bagi murid yang kurang mampu, sumbangan sebesar Rp 6000 per orang tersebut, sangat memberatkan.
‘’Bagi yang punya duit, uang senilai Rp 6000 tidak menjadi persoalan. Tapi bagi kami yang hidupnya susah, uang itu cukup berarti. Jangankan ikut menyumbang, untuk membeli beras bagi kebutuhan hidup sehari-hari saja, sulitnya setengah mati, Pak,’’ ujar Ismail (45), wali murid SMP Negeri 13 Palembang, kemarin.
Menurut Ismail, sumbangan itu diberlakukan juga di SMP-SMP lainnya di Kota Palembang. Ketika ia mengonfirmasikannya ke pihak sekolah, sumbangan sebesar Rp 6000 itu diberlakukan juga di SMP-SMP lainnya. ‘’Berarti tidak hanya SMP Negeri 13 Palembang saja yang dimintai sumbangan. Sejumlah SMP yang ada di kota ini juga dibebankan masalah sumbangan itu,’’ katanya.
Ketika dikonfirmasikan ke SMP Negeri 13, kepala sekolahnya, Sabaruddin, mengatakan sumbangan yang diminta ke orangtua siswa, merupakan kebijakan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
‘’Kami ini hanya melaksanakannya saja. Sedangkan sumbangan sebesar itu merupakan kebijakan dari PGRI. Terus terang, pihak sekolah tidak ada hubungan sama sekali dengan masalah pungutan tersebut,’’ ujar Sabaruddin kepada Suara Sumsel News, kemarin.
Menurut guru SMP Negeri 13 Palembang, Fernandez, per-SMP diwajibkan mengirim 300 siswa. Swedangkan di Palembang ini terdapat sejumlah sekolah negeri dan swasta. ‘’Bayangkan saja, berapa peserta yang akan ikut meramaikan gerak jalan santai tersebut,’’ ujar Fernandez. (bib)
