Deteksi Gejala Autis Sejak Dini

Yayasan BAM Adakan Autism Awareness Day

PALEMBANG, SuaraSumselNews – UNTUK maksimalkan anak didik menjadi maju dalam berkarya harus dilakukan pengenalan serta memberikan apresisasi yang positif. Buktinya, Yayasan Bina Autis Mandiri (BAM) Palembang adakan autism awareness day (hari kesadaran autisme), Sabtu (31/3/2018).

Asnizam dan Fachrudin Lakoni

Ketua Yayasan Bina Autis Mandiri (BAM) Palembang Hj Dr Muniyati Ismail, diwakili Wakil Kepala Sekolah Asnizam mengatakan, anak autis ini bisa, baik memainkan alat musi, seperti biola, drum, dan menyajikan pentas seni.

“Hari ini kita mengajak, khususnya orang tua agar lebih semangat, lebih peduli, menerima dan mengapresiasi anak-anak ini, bahwa mereka itu bisa,” jelasnya.

Dia berharap masyarakat harus lebih merangkul dan menerima anak-anak autis ini. Dan menurut dia, untuk anak-anak autis, kalau dilatih secara dini, mudah-mudahan mereka akan bisa.

“Dengan motto lebih bersahabat, lebih mengenal jadi kita gabungkan dan terakhir kita berikan apresiasi kepada mereka apa yang mereka capai,” tambahnya.

Katanya, untuk autis sendiri adalah gangguan perkembangan secara komplek. Sehingga terganggunya perkembangan interaksi sosial, komunikasi, prilaku dan mengalami gangguan sesoris juga.

Kalu sejak dini gejala autis sendiri bisa dilihat melalui kontak mata bagi anak-anak dibawah umur 3 tahun, “Kalau tidak ada kontak mata dengan kita, disaat ibu menyusui ini merupakan salah satu ciri-cirinya,” urainya.

Sementara, Kepala Sekolah SLB Auitis Harapan Mandiri, Fachrudin Lakoni menambahkan, peserta didik sendiri sebelum mereka masuk untuk tahapan masuk sekolah SD, SMP, SMA mereka masuk dalam tahapan terapi dulu.

“Setelah mereka mampu mahir dan punya kemampuan emosional sudah lebih bagus, dia bisa dilanjutkan ketingkat pendidikan formal SD, SMP, dan SMA,” paparnya.

Bahwa untuk tingkat pendidikan SD, SMP, SMA sendiri tambahnya, jadi yang lebih diutamakan adalah kemampuan dasar seperti matematika, hitungan-hitungan sederhana, aplikasi, mengenal uang atau untuk membaca dan menulis.

“Ya, kalau untuk kelompok SLB ada 62 orang, SD ada 26, SMP 25, SMA 11 orang,” terangnya, seraya menyebutkan, untuk tingkat kelas jadi dengan jenjang SD 1 sampai 6 dan dibagi beberapa rombel.

liputan : muhammad asri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *