Empon Empon Gajah Mati Jadi Primadona Ditengah Pandemi

Raup Keuntungan Berkah Jokowi dan Medco E&P
Pondok Herbal Kenanga Tembus Negara Kuwait

 

DI RUMAH sederhana milik Yeni Lusmita yang bersuamikan Ambar Pujo Utomo nampak berjejer ratusan tanaman tersusun rapi dengan berbagai corak dan warna, disusun rapi dengan pot-pot hitam di bawah pohon rindang. Pemandangan ini menyejukkan mata dan membuat aroma segar saat kita menghirup udara di sekitar.

Namun, tidak hanya enak dipandang mata, ratusan tanaman ini merupakan jenis tanaman obat keluarga (toga) dengan berjuta manfaat.

 

Jahe Herbal produksi Pondok Herbal Kenanga.

SUARASUMSELNEWS.CO.ID – Berbagai jenis tanaman herbal yang berjuta manfaat mulai dari tanaman Binahong, Rumput Belang, Kembang Coklat, Semanggi Gunung, Remek Daging, Daun Dewa, Barucina, Kunci Pepet, Daun Mint, Sosor Bebek, Sawi tanah, Buah Makasar, Sirih Merah dan Keladi Tikus.

Pagi itu Yeni Lusmita merawat ratusan tanaman mulai dari menyiram, membersihkan sampah-sampah daun yang berserakan di halaman rumahnya. Kegiatan ini rutin dilakukannya, mengingat apa yang dilakukannya bisa bermanfaat bagi orang banyak apalagi desa tempatnya tinggal yakni Desa Gajah Mati Kecamatan Babat Supat Kabupaten Musi Banyuasin jauh dari rumah sakit. Apalagi ditengah masa pandemi Covid-19 banyak warga desa yang menggunakan obat herbal sebagai alternatif pengganti obat, bahkan banyak warga yang menggunakan cara pengobatan herbal untuk imun tubuh.

Di Desa Gajah Mati, banyak juga warga desa menanam tanaman toga di pekarangan atau di belakang rumah, walau banyaknya tanaman yang bisa di jadikan obat alternatif, tentunya tidak mudah untuk diracik dan dikembangkan sebagai obat.

Hadirnya PT Medco E&P Indonesia Kaji-Rimau Asset di tengah masyarakat menjadi pemicu berkembangnya tanaman herbal menjadi obat yang bisa di konsumsi masyarakat menjadi obat alternatife.

Yeni Lusmita.

Yeni Lusmita, Ketua Pondok Herbal Kenanga mengatakan awalnya berdiri pondok Herbal ini berkat binaan PT Medco E&P Indonesia. Pondok herbal ini dirintis  tahun 2011 dan tahun 2012 mulai berjalan sampai dengan sekarang.

Kehadiran Medco E&P memberikan semangat baru, melalui  program Corporate Social Responsibility (CSR) mulai memfasilitasi warga dengan mengajak warga mengikuti pelatihan-pelatihan, memberikan bantuan modal, peralatan produksi serta mengikutsertakan salah satu mitra binaan yakni kelompok Herbal Bersatu Toga Kenanga di pameran dan perlombaan sejak tahun 2011.

“Awalnya PT Medco E&P Indonesia membantu bibit tanaman herbal, kemudian alat untuk mengemas obat, dan berkat keuletan dan kerja keras Pondok Herbal setiap mengikuti kegiatan pameran selalu menang,” ungkap Yeni yang sudah menggeluti dunia herbal ini selama 9 tahun.

Pondok Herbal Kelompok Toga Kenaga merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) Medco E&P Indonesia-Rimau Aset ini, berperan penting dalam mengubah pola hidup warga sekitar.

“Peluang obat herbal di bawah binaan Medco E&P sangat menjanjikan, mengingat masyarakat saat ini mulai kembali beralih menggunakan produk alami,” tuturnya.

Dengan adanya Medco E&P bagi Pondok Herbal Kenanga banyak keuntungan yang diperoleh.

Menurut Yeni, sebelum hadirnya Medco E&P produk herbal yang dikelolanya secara manual dan tradisional, namun dengan hadirnya Medco E&P ditengah bisnis herbal banyak inovasi yang dilakukan.

“Dan untuk keluarga kita sendiri, dengan adanya obat herbal ini, keluarga selalu menggunakan herbal sebagai alternatife obat,” bebernya.

Sebelum ada bimbingan dari Medo E&P penghasilan pondok herbal Kenanga sangat minim, namun saat ini untuk perbulannya bisa meraup keuntungan 5 juta rupiah.

“Dalam satu bulan 5 jutaan, namun saat corona ini makin merosot 3 sampai 1,5 juta rupiah, namun kita tetap berjalan terus,” tegasnya.

Dimasa pandemi ini banyak sekali dampak yang dirasakan masyarakat, namun bagi Yeni ini sebuah tantangan baru dengan adanya pandemi Covid-19, dengan kemampuannya meracik tanaman obat keluarga, dirinya meracik dan membuat inovasi minuman hangat.

Dengan inovasi menuman ini ternyata membawa efek baik disisi bisnis. Minuman herbal ditengah mewabahnya pandemi. “Dimasa Pandemi, saya inovasi dengan membuat minuman Empon Empon Instan dan Sirup LEJASE (Lemon Jahe Serai) yang diperintahkan bapak Presiden Jokowi, mulai dari situlah kita ada hasil lagi di bisnis ini,” papar ibu beranak empat ini.

“Alhamdulillah dimasa pandemi ini, minuman empon-empon ini sangat dicari sampai sekarang,” beber ibu dari Reza Cahyo Utomo, Agung Dwi Cahyo, Krisna Tribuono dan Dea Putri Sari ini sembari tersenyum.

Menurutnya, bahan-bahan untuk membuat minuman Empon Empon tidak susah didapatkan karena semua dari umbi-umbian seperti Temulawak, Jahe Merah, Kunyit, Kunir Putih, Kulit Kayu Manis, Cabe Jawa, Kapologo, Cengkeh, tumbuhan Adas, ditambah Ketumbar dan di inovasi lagi dengan campuran Daun Sungkai.

Minuman ini sangat bermafaat sebagai antibody, stamina, pegal-pegal dan ejakulasi dini dan banyak manfaat lainnya bagi tubuh.

Cara menyajikan minuman Empon Empon Herbal ini sangat mudah, cukup di seduh dengan air hangat, minuman imun bagi tubuh ini sudah siap dihidangkan.

“Minuman empon empon instan dengan sirup legasi ini sudah menembus pasar nasional dan mancanegara seperti Indonesia Mall, Lazada, Outlet di Surabaya dan Negara Kuwait,” imbuhnya.

Ia berharap dengan apa yang dilakukannya bisa mempertahankan tradisi dari leluhur jangan sampai mati.

Penulis : M. Asri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *