Dewan Pendidikan Sumsel Sebut Persoalan Pendidikan di Sumsel Sama

LAHAT, SuaraSumselNews | DEWAN Pendidikan Sumsel (Sumatera Selatan), melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lahat sekaligus menyerap aspirasi tiga Kabupaten, Lahat, Pagar Alam dan Empat Lawang, terkait persoalan, hambatan dan permasalahan yang terjadi di lingkungan pendidikan.

“Ya, tadi kita sudah dengarkan usulan usulan, permasalahan yang dihadapi tiga Kabupaten yakni Lahat, Pagar Alam dan Empat Lawang, “terang Ketua Dewan Pendidikan Sumsel, Drs Supadmi Kohar, MM, saat diwancara usai pertemuan dengan para MKKS, Kepala Sekolah perwakilan tiga kabupaten.

Dari banyaknya kendala yang dihadapi, persoalan yang kini muncul di lingkungan pendidikan terkait pelaksanaan sistem sekolah daring yang dilaksanakan dua tahun terakhir.

Menurutnya, sistem daring sama sekali tidak maksimal terhadap apa yang dicapai siswa dalam pembelajaran. Hal ini menjadi kekhawatiran pengelola pendidikan baik di Lahat, di Pagar Alam maupun Empat Lawang.

“Apa yang disampaikan guru saat daring tidak mampu diterima siswa. Nah saat ini siswa yang awalnya KLS 1 SD naik ke kelas 2 sama sekali belum layak karena memang tak maksimal pendidikan yang diterima. Begitu juga dengan siswa skelas 1 SMP dan SMA yang nak kelas 2. Jadi mereka belum bisa mengikuti pelajaran lanjutan. Ini menjadi kekhawatiran bagi penggelola pendidikan seperti guru,” ujarnya.

Belum lagi soal faktor pendukung seperti tidak adanya handphone yang bisa mengakses pelajaran daring, tidak adanya sinyal ditempat siswa dan keterbatasann ekonomi orang tua.

Menurut Supadmi, permasalahan yang terjadi di tiga Kabuaten ini sama dengan apa yang dihadapi kabupaten lain di Sumsel.

Namun diakuinya, sistem daring merupakan sistem dadakan yang sebelumnya belum pernah diterapkan sebagai solusi dari Pemerintah Pusat selama masa pandemi covid-19 dua tahun terakhir.

“Tentu akan kita sampaikan hal ini ke dewan pendidikan nasional selanjutnya di sampaikan ke Kementrian pendidikan bagaimana kedepan jika pandemi masih terjadi solusi terbaik dalam pelaksanaan pendidikan. Kalau tak maksimal tentu akan berpengaruh terhadap generasi kedepan,” ujarnya.

Persoalan lain, kata Padmi, para kepala sekola kerap dihantui rasa takut terhadap pihak pihak yang sering menyorot lingkungan sekolah dan sengaja mencari cari permasalahan dengan ancaman akan melaporkan ke aparat hukum. Nah kedepan hal ini tidak perlu terjadi dan kepada pihak pihak yang kerap menyorot lingkungan pendidikan baik itu pembangunan dan lainya silakan bisa mengadu ke dewan pendidikan nanti kami bisa menindaklanjutinya.

“Dikit sekolah itu dituding salah, gurunya salah, sistemnya salah, baru lakukan pembangunan sudah dibilang korupsi. Guru kepala sekolah jadi takut. Dan ini akan berimbas bagi kemajuan pendidikan di sekolah tersebut,” ujarnya.

Sementara, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Lahat, Baslini, MPd, mengatakan apresiasinya atas peran dewan pendidikan terhadap kemajuan pendidikan di Sumsel.

Menurutnya, harus banyak pihak atai stekholder yang terlibat dalam kemajuan pendidikan baik berupa pengawasan maupun bimbingan.

“Karena jika hanya diserahkan kepada pihak sekolah tentu tidak akan maksimal. Seperti hari ini positif sekali dimana dewan pendidikan menjadi jembatan terhadap tiga kabupaten dalam menyampaikan aspirasi baik itu ke Sumsel maupun pusat,” paoar Baslini.(sp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *